MENGHADAPI KEBANGKITAN PKI
Sikap ngeyel dan serius dari Kawan Yasona merupakan indikasi kuat di tingkat kepresidenan sangat akomodatif bahkan sangat wecome untuk mengawal comebacknya PKI.
Sejak tahun 1993 gerakan Mahasiswa Komunis SMID bermetamorfosis menjadi FORKOT, JARKOT, FIM, FAM & FMN juga LMND, gerakan Pelajar Komunis API, AFRA dan BAJAK, Gerakan Buruh Komunis SBSI (zaman PKI S"O"BSI), Jurnalis prokomunis/PKI, Budayawan DEKRA (dulu LEKRA), wiji Thukul dan Hanung Bramnathyo, Gerwani Baru Srikandi Demokrasi Indonesia (bentukan Gerwani Ribka Tjiptaning), Serikat Tani , STN (dulu BTI) dan beragam tampilan lainnya seperti PRD/PKI baru PKI lama sedang menyiapkan kongresnya yang ke 11 pada 2015 ini. Kongres ke 10 didesa Ngabrak Magelang Agustus 2010.
Kelakukan kaum PKI bisa dilihat dari buku harian Dita Indah Sari 1996 "well partai yang telah terkubur 31 tahun yang lalu akan kita dihidupkan kembali", Pembakaran KPUD karawang dan kantor KPU Pusat selepas Pemilu 1999 dan pengepungan kantor Walikota jakarta barat oleh gerombolan gerwani (dengan menggunakan jasa abang becak dari Tangerang), penyerbuan anak HMI dicempaka Putih, oleh kawanan Pemuda Rakyat sambil berteriak Ganyak HMI, pembunuhan seorang ustadz di Cinajur selatan dengan menjerat leher dan membenamkan beliau hidup-hidup 2011, dan serangkaian keganasan watak asli PKI.
Terbitnya buku Aku Bangga Jadi anak PKI (2002), Anak PKI Masuk Parlemen (2005), 50 Tahun anak PKI (2008) dan Pedoman Revolusi Rakyat (2012), bersamaan dengan terbitan dalam dan luar negeri yang "meluruskan" kesadisan dan keganasan PKI seolah-olah gerombolan PKI adalah komuitas orang-orang yang beradab dan sholeh, padahal PKI adalah satuan kaum Atheis yang mengikuti instruksi Lenin dan Stalin ditahun 1965 bergani tuan yang bernama Mao Tse Dong.
Film Lentera merah, Wanita berkalung sorban, biarkan berbeda, tanda Tanya "?" dan senyap adalah sedikit bukti visual kedegilan kaum PKI. Kesimpulan : PKI The Real Come Back !
SEDIKIT DATA AWAL INI BISA MENJADI LANDASAN KERJA KITA MENGHADAPI GEROMBOLAN PKI YANG SEMAKIN BESAR KEPALA, YANG SECEPATNYA KEPALA TERSEBUT HARUS KITA KECILKAN ATAU KITA HANCURKAN DEMI TEGAKNYA PERADABAN YANG BERKETUHANAN DAN BERKEMANUSIAAN.
Sikap Kita : MENYIAPKAN PERLAWANAN DAN WASPADA.
Alfian Tanjung
Ketua Umum GNPI dan Divisi Riset GBN
*dari fb Alfian Tanjung (21/8/2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar