Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kata Made, merupakan harga mati, dan oleh karena itu, TNI bersama segenap lapisan masyarakat harus mempertahankan hal itu. Dia juga menceritakan bahwa di Indonesia sebelumnya pernah berdiri dua kerajaan besar yang pada akhirnya hancur berantakan akibat konflik internal dalam perebutan kekuasaan, yakni Sriwijaya dan Majapahit.
Kedua kerajaan besar itu hancur karena diprovokasi oleh pihak-pihak luar yang ingin menguasai. "Hingga akhirnya bangsa dan negara kita dijajah selama 350 tahun," ujarnya.
Setelah para pemuda bangkit dan bersumpah pada 1928 yang dikenal dengan 'Sumpah Pemuda 1928' dan para pihak yang semula terpecah bersatu, Indonesia akhirnya mampu mengusir penjajah dengan memproklamasikan kemerdekaannya yang dipimpin oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945.
Dengan demikian, kata dia, kebersamaan, persatuan, dan kesatuan dari segenap elemen bangsa merupakan kekuatan yang tidak terhingga yang perlu terus dijaga dan dirawat dengan.
"Indonesia punya ideologi negara, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka tunggal Ika, dan NKRI. Jangan sampai kita berpecah belah, jaga NKRI, jaga UUD 45, jaga Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," kata Pangdam.
TNI-Polri sebagai abdi negara, harus menjadi cermin kebinekaan. Ini karena bangsa ini terdiri dari bermacam-macam ras, suku bangsa, dan berbagai agama dan golongan. "TNI-Polri itu dibilang sebagai benteng negara, jadi diharapkan bisa saling bersinergi dengan baik dalam melaksanakan tugasnya," katanya.
Karena itu, Pangdam V Brawijaya meminta kepada semua pihak, khususnya TNI agar tidak terpengaruh oleh provokasi yang berbau SARA. Apalagi mengikuti isu yang tidak bertanggung jawab dan berkembang dengan pesat akhir-akhir ini.
Sumber : Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar