Kamis, 22 Desember 2016

Moralitas Masyarakat dan Ketahanan Nasional dalam Islam

Oleh: Ali Alatas, SH, Ketua Umum Front Mahasiswa Islam

            Kekaisaran China merupakan salah satu kekaisaran besar yang berumur ribuan tahun lamanya. Peradaban ini dikenal dengan kekuatan militer dengan panglima yang ahli seperti Tsun zu dan kemajuan ilmu pengetahuannya, salah satu karya dari peradaban ini yang sangat berpengaruh adalah penemuan kertas. Bila tidak ada kertas, sulit kiranya kita bayangkan bagaimana peradaban manusia saat ini, karena bagaimanapun dengan media kertas inilah ilmu pengetahuan yang merupakan fondasi suatu peradaban, bisa diwariskan ketangan kita sampai sekarang ini.
           
            Kekaisaran China dengan sejarah emasnya itu, akhirnya jatuh tersungkur akibat penjajahan Inggris. Bagaimana suatu negara yang “super power”, yang dikenal dengan kekuatan militernya dapat dijatuhkan oleh kekuatan asing? Penjajahan Inggris kepada China dimulai sejak kekalahannya pada perang Candu, yang mana diakibatkan oleh penyelundupan Candu yang dilakukan Inggris, yang kemudian ditentang keras oleh kekaisaran China, hingga terjadi peperangan. Tetapi apa daya, usaha kaisar China sudah terlambat, bangsa China saat itu mulai banyak “kecanduan”, sehingga pasukan yang China yang dikenal keahlian bela dirinya, sudah lemah dan tidak mampu mengangkat senjata.
           
            Penyebab kelemahan tersebut adalah bangsa China yang sudah ketergantungan dengan  candu atau juga dikenal sebagai opium, yang merupakan zat narkotik, yang membuat penggunanya merasakan sensasi “fly” atau mabuk yang melebihi dari minuman alkohol. Mereka telah lemah tekadnya rusak moralnya, sehingga ketika menghadapi serangan musuh, tidak mampun lagi melawan secara maksimal. Kalau pun mampu melawan, mereka yang sudah terlanjur ketergantungan tentunya tidak bisa melawan pemasoknya, yakni Inggris, karena takut tidak bisa menikmati candu

            Kita dapat melihat bagaimana suatu bangsa yang besar dan berpengalaman, yang dikenal dalam keahlian militer dan ilmu pengetahuannya, mampu dikalahkan karena moralitasnya yang terpuruk. Banyak orang yang menyepelekan moralitas sebagai tonggak utama ketahanan suatu bangsa. Mereka selalu menganggap bangsa yang kuat adalah yang ekonominya kuat. Padahal, Ibnu Khaldun dalam magnum opus-nya “muqaddimah” telah lama mengingatkan kita bahwa suatu masyarakat, walaupun berperadaban maju sekalipun, mampu dijatuh diakibatkan dekadensi moral.

            Suatu bangsa dalam perjalanan sejarah kehidupannya, pasti akan menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, baik dari luar dirinya maupun dari dalam dirinya. Oleh karena itu dikenal suatu konsep yang namanya Ketahanan Nasional. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara.

            Berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan ketahanan nasional. Selanjutnya ketahanan nasional yang tangguh akan lebih mendorong pembangunan nasional. Ketahanan Nasional akan berbicara tentang bagaimana suatu bangsa menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang senantiasa dapat mendatanginya. Dalam hal moralitas maka  ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan ditimbulkan oleh tindakan-tindakan maksiat atau penyakit masyarakat seperti narkoba, minuman keras, pornografi, perjudian, aliran sesat dan lainnya.

            Dalam Islam sendiri, Allah SWT menjelaskan kepada kita lewat Al Qur'an tentang konsep ketahanan nasional dalam Islam, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ ….﴿١١٠

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah....(QS Ali 'Imran; 110)

            Allah SWT dalam Al Qur'an menjelaskan bahwa suatu bangsa yang besar, hebat, kuat dsb, yang Allah SWT bahasakan sebagai “Khairu Ummah” atau “umat yang terbaik”itu dibangung atas dasar komponen bangsanya yang selalu menyerukan kepada kebenaran, dan mencegah segala bentuk kemunkaran dan yang paling penting adalah adanya kesadaran ideologis yang selalu mengusahakan dirinya untuk selalu beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, inilah konsep ketahanan nasional yang Allah SWT terangkan secara singkat jelas dan padat. Inilah syarat suatu bangsa dapat menjadi bangsa yang kuat.

            Kita dapat mencotoh bagaimana suatu sistem tubuh kita mengawasi kerja sel-sel dalam tubuh kita. bila sel tersebut mati atau rusak, maka sistem kekebalan tubuh akan bekerja membuang sel-sel mati tersebut dan digantikan dengan sel-sel yang baru. seperti itu pula bangsa, bila bangsa ini mau sehat maka perlu ada "sistem kekebalan" yang bekerja memperbaiki bangsa, disinilah pentingnya amar ma'ruf nahi munkar. maka dari itu Allah SWT menyerukan kepada orang beriman:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿١٠٤

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS Ali 'Imran; 104)


            Sebagai penutup, Istilah penyebutan tindakan maksiat sebagai “penyakit masyarakat”, sesungguhnya mengisyaratkan pada kita bahwa apabila penyakit tersebut bila tidak segera diambil tindakan, maka akan menjadi kronis dan menjalar kemana-mana, dapat juga merusak sistem imunitas bangsa. Kita harus mengambil pelajaran dari sejarah-sejarah umat manusia terdahulu agar kita tidak terjatuh dilubang yang sama. Oleh karena itu perlu adanya tindakan preventif maupun represif dari seluruh komponen bangsa dalam mencegah rusaknya moral demi kemajuan bangsa Indonesia yang tercinta ini. Wallahu musta'an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar