Rabu, 28 Desember 2016

Habib Rizieq: Insyaallah akan Datang Hari Kebangkitan Umat Islam Indonesia

FPI Online, Aceh - Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Habib Muhammad Rizieq Syihab hadir dalam Tabligh Akbar Aksi Bela Islam di halaman Masjid Agung Medan, Rabu (28/12/2016).
 
Dihadapan puluhan ribu jamaah yang hadir, Habib Rizieq mengatakan bahwa berkumpulnya umat Islam saat ini tidak lepas dari energi Al Maidah 51 dan spririt Aksi Bela Islam. 
 
"Kalau Aksi 411 disebut hari anti penistaan agama dan Aksi 212 sebagai hari persaudaraan umat Islam, maka Insyaallah akan datang hari kebangkitan umat Islam Indonesia," ujar Habib Rizieq yang disambut gemuruh takbir.
 
"Dengan izin Allah Alquran telah menyatukan kita semua, apapun kelompoknya, apapun golongannya, Alquran telah menyatukan kita semua sebagai sesama Muslim," tambahnya.
 
Menurut Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu, Alquran adalah kitab mulia yang tidak ada keraguan didalamnya, tidak boleh ada satu mukmin pun yang meragukan kebenaran Alquran. "Oleh karena itu saya mau mengajak semua umat Islam untuk menancapkan dalam hati kita, bahwa tidak ada hukum yang lebih baik selain hukum Allah," jelas Habib Rizieq.
 
Hukum Allah diatas segalanya, artinya bahwa ayat suci harus diatas konstitusi. "Kenapa? sebab ayat suci adalah wahyu ilahi yang tidak boleh diganti sehingga menjadi harga mati yang harus diaati. Sementara ayat konstitusi adalah produk akal insani yang tidak boleh bertentangan dengan wahyu ilahi," terang Habib Rizieq.
 
Sehingga, ayat konstitusi tidak boleh bertentangan ayat suci. "Manakala ayat konstitusi sejalan dengan ayat suci kita harus taati sebagai warga negara, namun apabila ayat konstitusi bertentangan dengan ayat suci maka umat Islam wajib berjuang meski kepala jadi kaki atau kaki jadi kepala, bahkan walaupun harus mati bersimpah darah kita harus berjuang menegakkan ayat suci," tegasnya.
 
Ia mencontohkan, ketika Allah dalam ayat sucinya mengharamkan minuman keras (miras) ternyata pemerintah mengeluarkan aturan konstitusi yang membolehkan miras. Disaat itulah masyarakat harus berjuang agar miras dilarang agar aturan konstitusi sejalan dengan ayat suci.
 
"Jadi sekali lagi, tancapkan dalam hati bahwa ayat suci diatas ayat konsitusi," tambahnya.
 
Habib mengaku pernah ditakut-takuti agar jangan mengkritik ayat konstitusi karena bisa terancam masuk penjara. Ia menjelaskan, bukan dirinya melawan konstitusi, tetapi ia tidak ingin ada aturan konstitusi yang melawan hukum Allah dan Rasul-Nya. Karenanya, ia dan para ulama lainnya berusaha untuk meluruskan agar semua selamat di dunia dan akhirat.
 
"Ulama tidak takut dengan penjara, justru kita ulama mau memperingati para pejabat muslim agar tidak masuk neraka," tegasnya. [Suara Islam Online]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar