Rabu, 05 Agustus 2009

Bulan Terbelah, Antara Mukjizat dan Pembuktian Ilmiah

Benarkah peristiwa menakjubkan 14 abad yang lalu saat Rasulullah dengan izin Allah membelah bulan?. Apapun yang datang dari Allah dan Rasulnya masuk akal atau tidak maka tiada pilihan untuk menolaknya. Karena sebuah penolakan adalah sebuah jawaban sedekat apa Iman kita pada kebenaran itu?. Untaian Risalah berikut semoga bisa menambah keyakinan kita akan sebuah kebenaran,... kebenaran yang mutlak dari-Nya.

Allah berfirman:

"Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)"

Apakah kalian akan membenarkan kisah yang dari ayat Al-Qur'an ini menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris ??

Di bawah ini adalah kisahnya:

Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ?

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:

Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur'an.

Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, "Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi [Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah] mengandung mukjizat secara ilmiah ? Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya.

Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, "Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?" Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian inginkan ? Mereka menjawab: Coba belah bulan, .."

Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Maka Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulat itu dengan sebenar-benarnya. Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, "Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!" Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja "menyihir" orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Maka mereka pun pada menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan.

Maka orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, "Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?"Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dansaling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali...!!!"

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya:

Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, "Ini adalah sihir yang terus-menerus", dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap ....sampai akhir surat Al-Qamar.

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan??"

Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati."

Daud Musa Pitkhok berkata, "Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur'an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur'an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah...

Maka aku pun bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu??? Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasan hamba-Nya dalam pencarian kebenaran. Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi . Saat itu ada sebuah diskusi diantara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS.

Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, " Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna". Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, "Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.

Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakinya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?" Mereka pun menjawab, "Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun. Maka presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya. Mereka menjawab,

"Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Presenter pun bertanya, "Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali".

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... Maka aku pun berguman, "Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar, dan ... saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.

Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq

Selasa, 04 Agustus 2009

Tak Akan Pernah Menyerah

Seorang pria bangun pagi-pagi buta untuk sholat subuh di masjid. Dia berpakaian, berwudhu dan berjalan menuju masjid. Ditengah jalan menuju masjid, pria tersebut jatuh dan pakaiannya kotor.

Dia bangkit, membersihkan bajunya, dan pulang kembali kerumah. Di rumah, dia berganti baju, berwudhu, dan kemudian dia berjalan menuju masjid lagi.
Dalam perjalanan kembali ke masjid, dia jatuh lagi di tempat yang sama!. Sekali lagi, dia bangkit, membersihkan dirinya dan kembali kerumah. Dirumah, dia, sekali lagi, berganti baju, berwudhu dan berjalan menuju masjid.

Di tengah jalan menuju masjid, dia bertemu seorang pria yang memegang lampu. Dia menanyakan identitas pria tersebut, dan pria itu menjawab
"Saya melihat anda jatuh 2 kali di perjalanan menuju masjid, jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan anda."

Pria pertama mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan ke masjid.

Saat sampai di masjid, pria pertama berkata kepada pria yang membawa lampu untuk masuk dan sholat subuh bersamanya.

Pria kedua menolak. Pria pertama mengajak lagi hingga berkali-kali dan, lagi, jawabannya sama.
pria pertama bertanya, kenapa menolak untuk masuk dan sholat. Pria kedua menjawab

Aku adalah setan

Pria itu terkejut dengan jawaban pria kedua. Setan kemudian menjelaskan,
“Saya melihat kamu berjalan ke masjid, dan sayalah yang membuat kamu terjatuh. Ketika kamu pulang ke rumah, membersihkan badan dan kembali ke masjid, Allah memaafkan semua dosa-dosamu. Saya membuatmu jatuh kedua kalinya, dan bahkan itupun tidak membuatmu merubah pikiran untuk tinggal di rumah saja, kamu tetap memutuskan kembali ke masjid.

Karena hal itu, Allah memaafkan dosa-dosa seluruh anggota keluargamu. Saya KHAWATIR jika saya membuat mu jatuh untuk ketiga kalinya, Jangan-jangan Allah akan memaafkan dosa-dosa seluruh penduduk desamu, jadi saya harus memastikan bahwa anda sampai di masjid dengan selamat..”

***
Jadi, jangan pernah biarkan Setan mendapatkan keuntungan dari setiap aksinya. Jangan melepaskan sebuah niat baik yang hendak kamu lakukan karena kamu tidak pernah tahu ganjaran yang akan kamu dapatkan dari segala kesulitan yang kamu temui dalam usahamu utk melaksanakan niat baik tersebut.

Sumber : pandulangsa - pkspiyungan.blogspot.com

Minggu, 02 Agustus 2009

Karakteristik Ajaran Islam

Sebagai muslim, kita tentu ingin menjadi muslim yang sejati. Untuk itu, seorang muslim harus menjalankan ajaran Islam secara kaaffah, bukan hanya mementingkan satu aspek dari ajaran Islam lalu mengabaikan aspek yg lainnya. Oleh karena itu, pemahaman kita terhadap ajaran islam secara syamil (menyeluruh) dan kamil (sempurna) menjadi satu keharusan. Karena itu disinilah letak kita memahami karakteristik atau ciri2 khas ajaran Islam dengan baik.

Dalam kitab "Al Khashaa'ishu Al 'Aammah lil Islaam" , DR. Yusuf Qordhowi menguraikan tujuh karakteristik pokok dinul Islam. Ketujuh karakteristik ajaran Islam itu adalah:

1. Robbaniyyah

Allah Swt merupakan Robbul alamin (Tuhan semesta alam), juga dengan abbun nas (Tuhan manusia) dan banyak lagi sebutan lainnya. Kalau karakteristik Islam itu adalah Robbaniyyah, itu artinya bahwa Islam merupakan agama yang bersumber dari Allah Swt, bukan dari manusia,Karena itu, ajaran Islam sangat terjamin kemurniannya sebagaimana Allah telah menjamin kemurnian Al-Qur'an, Allah berfirman yang artinya:

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS Al-Hijr 15:9)

Disamping itu, seorang muslim tentu saja harus mengakui Allah Swt sebagai Rabb (Tuhan) dengan segala konsekuensinya, yakni mengabdi hanya kepada-Nya sehingga dia menjadi seorang yang rabbani dari arti memiliki sikap dan prilaku dari nilai-nilai yang datang dari AllahAllah berfirman yang artinya:

"Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi menyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang Tuhanani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya." (QS:Al-'Imran 3:79)

2. Insaniyyah

Islam merupakan agama yang diturunkan untuk manusia, karena itu Islam merupakan satu-satunya agama yang cocok dengan fitrah manusia. Pada dasarnya, tidak ada satupun ajaran Islam yang bertentangan dengan jiwa manusia. Seks misalnya, merupakan satu kecenderungan jiwa manusia untuk dilampiaskan, karenanya Islam tidak melarang manusia untuk melampiaskan keinginan seksualnya selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri.

Prinsipnya, manusia itu kan punya kecenderungan untuk cinta pada harta, tahta, wanita dan segala hal yang bersifat duniawi, semua itu tidak dilarang di dalam Islam, namun harus diantur keseimbangannya dengan kenikmatan ukhrawi, sebagaimana dalam firman Allah yg artinya:

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al-Qasas:28:77)

3. Syumuliyah

Islam merupakan agama yang lengkap, tidak hanya mengutamakan satu aspek lalu mengabaikan aspek lainnya. Kelengkapan ajaran Islam itu nampak dari konsep Islam dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari urusan pribadi, keluarga, masyarakat sampai pada persoalan-persoalan berbangsa dan bernegara.

Kesyumuliyahan Islam tidak hanya dari segi ajarannya yang rasional dan mudah diamalkan, tapi juga keharusan menegakkan ajaran Islam dengan metodologi yang islami. Karena itu, di dalam Islam kita dapati konsep tentang da'wah, jihad dan sebagainya. Dengan demikian, segala persoalan ada petunjuknya di dalam Islam, sebagaimana firman Allah yg artinya:

"(Dan ingatlah) akan hari (ketika) kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammmad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri. (QS An-Nahl 16:89)

"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS Fatir 35:6)

4. Al-Wasathiyah

Di dunia ini ada agama yang hanya menekankan padapersoalan-persoalan tertentu, ada yang lebih mengutamakan masalah materi ketimbang rohani atau sebaliknya. Ada pula yang lebih menekankan aspek logika daripada perasaan dan begitulah seterusnya. Allah Subhanahu wata'ala menyebutkan bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan (umat yang pertengahan), umat yang seimbang dalam beramal, baik yang menyangkut pemenuhan terhadapkebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan rohani.

Manusia memang membutuhkan konsep agama yangseimbang, hal ini karena tawazun (kesimbangan) merupakan sunnatullah. Di alam semesta ini terdapat siang dan malam, gelap dan terang, hujan dan panas dan begitulah seterusnya sehingga terjadi keseimbangan dalam hidup ini. Dalam soal aqidah misalnya, banyak agama yang menghendaki keberadaan Tuhan secara konkrit sehingga penganutnya membuat simbol-simbol dalam bentuk patung. Ada juga agama yang menganggap tuhan sebagai sesuatu yang abstrak sehingga masalah ketuhanan merupakan kihayalan belaka, bahkan cenderung ada yang tidak percaya akan adanya tuhan sebagaimana komunisme.

Islam mempunyai konsep bahwa Tuhan merupakansesuatu yang ada, namun adanya tidak bisa dilihat dengan mata kepala kita, keberadaannya bisa dibuktikan dengan adanya alam semesta ini yang konkrit, maka ini merupakan konsep ketuhanan yang seimbang.

5. Al Waqi'iyyah

Al waqi'iyyah (realistis), ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang dapat diamalkan oleh manusia atau dengan kata lain dapat direalisir dalam kehidupan sehari-hari.

Islam dapat diamalkan oleh manusia meskipun merekaberbeda latar belakang, kaya, miskin, pria, wanita, dewasa, remaja, anak-anak, berpendidikan tinggi, berpendidikan rendah, bangsawan, rakyat biasa, berbeda suku, adat istiadat dan sebagainya. Islam sendiri tidak bertentangan dengan realitas perkembangan zaman bahkan Islam menjadi satu-satunya agama yang mampu menghadapi dan mengatasi dampak negatif dari kemajuan zaman.

6. Al-wudhuh

Al-wudhuh atau jelas dengan pengertian: Kejelasankonsep Islam membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam, bahkan pertanyaan umat manusia tentang Islam dapat dijawab dengan jelas, apalagi kalau pertanyaan tersebut mengarah pada maksud merusak ajaran Islam itu sendiri. Dalam masalah aqidah, konsep Islam begitu jelas sehingga dengan aqidah yang mantap, seorang muslim menjadi terikat pada ketentuan- ketentuan Allah dan Rasul-Nya.

Konsep syari'ah atau hukumnya juga jelas sehingga umat Islam dapat melaksanakan peribadatan dengan baik dan mampu membedakan antara yang haq dengan yang bathil.

7. Al Jam'u Baina Ats Tsabat wa Al Murunnah

Di dalam Islam, tergabung juga ajaran yang permanendengan yang fleksibel (al jam'u baina ats tsabat wa al muruunah).

Yang dimaksud dengan yang permanen adalah hal-halyang tidak bisa diganggu gugat, dia mesti begitu, misalnya shalat lima waktu yang mesti dikerjakan, tapi dalam melaksanakannya ada ketentuan yang bisa fleksibel, misalnya bila seorang muslim sakit dia bisa shalat dengan duduk atau berbaring, kalau dalam perjalanan jauh bisa dijama' dan diqashar dan bila tidak ada air atau dengan sebab-sebab tertentu, berwudhu bisa diganti dengan tayamum.

Dengan demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa, Islam merupakan satu-satunya agama yang sempurna dan kesempurnaan itu memang bisa dirasakan oleh penganutnya yang setia.*

sumber: Buku Karakteristik Islam; Kajian Analitik oleh Yusuf Al-Qardhawi, Risalah Gusti, 1994, 314 pages.

Jumat, 03 Juli 2009

Khalid Bin Walid, Si Pedang Allah

Khalid ibn Al-Walid adalah salah satu jenderal Arab yang sangat dikenal di awal penaklukan Islam Abad ke-7, tercatat akan kemampuan militernya dalam memimpin pasukan-pasukan Muhammad dan dua Khulafaur Rasyidin pertama, Abu Bakr dan Umar ibn Al-Khattab. Karena ia tidak terkalahkan dalam lebih dari seratus pertempurannya melawan Imperium Romawi Timur dan Imperium Persia, ia dihormati sebagai salah satu panglima militer terbaik sepanjang masa.

Ia lahir sekitar tahun 592 M di Makkah. Khalid terlahir sebagai anggota Bani Makhzum, salah satu klan yang berpengaruh di Makkah dan berperan sebagai andalan di bidang militer. Ketika Islam pertama kali tumbuh di Makkah, ia termasuk golongan mayoritas yang sangat memusuhi Muhammad dan para pengikutnya. Ketika umat Islam Makkah berhijrah ke Madinah, beberapa pertempuran besar berlangsung antara pasukan Makkah dan pasukan Madinah. Ia terlibat dalam Pertempuran Uhud dan Pertempuran Khandaq 'Parit'.Untuk pertama kalinya ia mempertunjukkan keahliannya dalam bertempur pada Pertempuran Uhud. Ia menjadi panglima pasukan kavaleri kuda Makkah. Dalam kondisi pasukan Makkah yang terdesak, Khalid mampu mengubah keadaan menjadi kemenangan Makkah.

Tahun 628 M, Perjanjian Hudaybiyah disepakati. Perjanjian ini adalah perjanjian gencatan senjata antara Makkah dan Madinah. Setelah perjanjian ini, Khalid masuk Islam. Tiga tahun sejak ia masuk Islam, untuk pertama kalinya ia bergabung dalam pasukan Islam dalam pertempuran yang cukup penting, Pertempuran Mu'tah.

Dalam pertempuran ini, ia menjadi prajurit biasa bersama 3.000 pasukan Madinah lainnya menghadapi sekitar 100.000-200.000 pasukan Romawi Timur. Di tengah pertempuran yang berlangsung selama tujuh hari ini, ia ditunjuk untuk menjadi panglima karena tewasnya tiga panglima: Zayd bin Haritsah, Ja'far bin Abu Thalib, dan Abdullah bin Rawahah. Dengan perannya ini, pasukan Madinah bisa bertahan selama tujuh hari.

Ia mengubah posisi pasukan sayap kanan ke sayap kiri dan begitu juga sebaliknya. Ia lalu membariskan seluruh pasukannya dalam barisan yang amat panjang untuk memberikan kesan jumlah pasukannya lebih banyak. Ia juga memerintahkan pasukannya untuk membuat debu dan pasir beterbangan lebih dari yang seharusnya. Strateginya berjalan cukup sukses dengan timbulnya kewas-wasan dalam hati pasukan Romawi karena mengira pasukan Madinah menerima bantuan. Efek ini muncul karena mereka harus berhadapan dengan wajah baru setiap harinya. Khalid lalu dengan lebih mudah agak mengorientasikan pasukannya untuk selalu mundur sedikit demi sedikit. Pasukan Romawi mengira hal ini adalah jebakan untuk membuat mereka masuk ke gurun pasir Arab yang "kejam". Hari ketujuh, perang berakhir dengan mundurnya kedua belah pihak. Dalam pertempuran ini, Khalid mematahkan sembilan pedangnya yang menunjukkan betapa intensifnya pertempuran antar kedua belah pihak. Karena kepemimpinannya dalam pertempuran ini juga, ia dijuluki SayfUllah 'Pedang Allah'.

Di masa Khalifah Abu Bakr, Khalid diutus memimpin 18.000 pasukan dalam Perang Islam-Persia. Perang ini diawali oleh Khalid dengan pengiriman surat kepada Hormuz, Gubernur Persia untuk Mesopotamia. Isi suratnya sangat terkenal seperti yang dicantumkan di bawah ini.

"Masuklah dalam Islam dan kalian akan selamat. Atau bayarlah jizyah, dan Kamu serta rakyatmu akan kami lindungi, jika tidak, Kamu akan menjadi bersalah atas konsekuensinya, karena saya akan datang kepada kalian dengan orang-orang yang mencintai kematian sebagaimana kalian mencintai kehidupan."

Pertempuran pun harus dilakukan karena Persia tidak mau takluk begitu saja. Empat pertempuran pertama dimenangkan pasukan Kekhalifahan Islam yaitu: Pertempuran Rantai, Pertempuran Sungai, Pertempuran Walaja, dan Pertempuran Ullais. Khalid benar-benar memanfaatkan kelemahan pasukan Persia yang sangat lambat karena beratnya persenjataan dan baju perang mereka. Dalam Pertempuran Rantai, ia "mengerjai" pasukan Hormuz dengan membuat mereka bolak-balik antara Kota Uballa dan Kota Kazima beberapa kali. Akibatnya pasukan Persia kelelahan dan Khalid pun memenangkan pertempuran pertamanya melawan Hormuz. Satu bulan kemudian, Hirah, ibukota Mesopotamia, berhasil direbut dan dalam beberapa bulan berikutnya, seluruh Mesopotamia dikuasai oleh Kekhalifahan Islam.

Setelah tugasnya usai dalam tahap pertama penaklukan Persia, ia diutus untuk memimpin pasukan khalifah di front peperangan di barat, Perang Islam-Romawi Timur. Agustus-November 634 M, Umar ibn Al-Khattab menggantikan Abu Bakr sebagai khalifah dan mengeluarkan keputusan yang mengejutkan dengan menurunkan jabatan sepupunya, Khalid, sebagai panglima tertinggi dalam penaklukan Syams. Tidak ada reaksi negatif dari dirinya. Ia terus bertempur.

Bulan Oktober 636 M, Abu Ubaydah menyerahkan kepemimpinan pasukan untuk sementara kepada Khalid sebagai panglima keseluruhan pasukan yang jumlahnya berkisar 30.000-40.000. Pasukan Romawi Timur yang datang ternyata benar-benar sesuai dengan kabar dari tawanan perang pada pertempuran sebelumnya, 150.000-240.000.

Pertempuran Yarmuk pun terjadi dan terjadilah kemenangan yang sangat menentukan dan bersejarah. Dengan membariskan pasukannya sepanjang 18 km, Khalid mengawali perang dengan strategi bertahan dan melakukan serangan balik ketika pertengahan hari. Kondisi ini terus berlangsung selama 4 hari. Pada hari kelima, pasukan Romawi mencoba membuat gencatan senjata, tetapi gagal. Pada hari keenam, Khalid mengubah strateginya menjadi penyerangan efektif. Pasukan Romawi kalah pada hari itu juga.

Pertempuran Yarmuk merupakan salah satu dari contoh pertunjukan strategi militer brilian yang sangat langka di mana sejumlah pasukan dengan jumlah jauh lebih kecil mampu bertahan, bahkan menang melawan pasukan yang sangat besar jumlahnya.

Semua gambar berikut ini terjadi pada hari keenam Pertempuran Yarmuk. Khalid baru menerapkan strategi menyerang pada hari ini karena telah mengetahui kendornya moral lawan.

















Keterangan:

Blok Merah~Pasukan Infantri Islam
Blok Putih~Pasukan Kavaleri Islam
Blok Biru~Pasukan Infantri Romawi Timur
Blok Abu-abu~Pasukan Kavaleri Romawi Timur

Umar sekali lagi mengeluarkan kebijakan yang mengejutkan dengan memberhentikan Khalid secara total dari pasukan. Khalid dianggap terlalu berlebihan dengan memberikan ganjaran 10.000 Dirham untuk seorang penyair yang memuji dirinya. Ini dianggap sebuah pemborosan. Tahun 638 M, Khalid pun kembali ke Madinah dan secara normal agak memprotes pemberhentiannya. Namun pada akhirnya, Khalid ibn Al-Walid tetap setia pada pemimpin dan agamanya. Ia menerima keputusan pemberhentiannya.

Khalid menjalani sisa kehidupannya di Kota Emesa, Syams. Ia wafat pada tahun 642 M dalam usia 50 tahun. Salah satu kalimat terakhirnya adalah sebagai berikut.
"… Dan di sini aku mati di atas tempat tidurku seperti domba yang mati. Mudah-mudahan mata orang-orang pengecut tidak akan pernah tidur!".

Pernyataannya ini menunjukkan kekecewaannya karena tidak bisa mencapai kematian di medan pertempuran yang merupakan dambaannya. Kuburannya sekarang menjadi bagian dari Masjid Khalid ibn Al-Walid.

Dalam sebuah narasi, dia memiliki bekas-bekas luka dari sejumlah sabetan pedang, tombak, dan panah hampir di semua bagian tubuhnya selain wajah. Orang-orang yang melihat luka-lukanya akan sulit menerka bagaimana ia bisa selamat dari luka-lukanya itu. Kemahirannya dalam bermain pedang dipertunjukkan dalam beberapa duel dalam pertempurannya. Dalam Pertempuran Rantai di Mesopotamia, ia membunuh Panglima Hormuz dalam duel seru yang disaksikan oleh dua belah pihak. Ia juga sangat mampu memanfaatkan pasukan berkudanya jauh lebih efektif dari musuh-musuhnya.

Rekor tidak terkalahkannya dalam pertempuran membuatnya memperoleh tempat yang hampir sejajar dengan Alexander The Great dan Subutai--salah satu panglima perang Jenghis Khan--. Ia sering sekali menggunakan beberapa taktik perang yang sangat cerdas seperti yang pernah ditulis dalam buku The Art of War karya Tsun Zu. Meskipun wilayah taklukannya tidak seluas taklukan Alexander The Great, ia tetap merupakan panglima perang terbaik di zamannya di samping Eulji Mundeok, panglima Korea yang hidup semasa dengannya.

Satu hal yang mungkin tidak bisa dimiliki oleh panglima perang lainnya adalah sifatnya yang jauh dari keangkuhan dan penuh kemurnian tujuan. Hal ini ditunjukkannya ketika menerima dengan penuh kelapangan dada kebijakan khalifahnya yang menurunkan jabatannya dan bahkan memberhentikannya dari pasukan. Sungguh sangat mungkin baginya memberontak pada khalifah karena pasukannya yang sangat mencintai diri jenderalnya. Ia hanya berkata,"Saya tidak berperang untuk Umar."

Bahkan yang menjadi kekesalannya ketika diberhentikan bukanlah kekesalannya yang harus kehilangan jabatan, tetapi kekesalan karena tidak bisa lagi berperang membela agamanya dan mencapai cita-citanya untuk mati di medan perang.

Senin, 29 Juni 2009

Teka-Teki Imam Ghazali

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya ( Teka-Teki ) :
Imam Ghazali = " Apakah yang paling dekat dengan diri kita didunia ini?"
Murid 1 = " Orang tua "
Murid 2 = " Guru
Murid 3 = " Teman "
Murid 4 = " Kaum kerabat
Imam Ghazali = " Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati ( Surah Ali-Imran :185).
Imam Ghazali = " Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?"
Murid 1 = " Negeri Cina "
Murid 2 = " Bulan"
Murid 3 = " Matahari "
Murid 4 = " Bintang-bintang "
Iman Ghazali = " Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama".
Iman Ghazali = " Apa yang paling besar didunia ini ?"
Murid 1 = " Gunung "
Murid 2 " Matahari "
Murid 3 = " Bumi "
Imam Ghazali = " Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A'raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita,jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka."
Imam Ghazali = " Apa yang paling berat didunia ?"
Murid 1 = " Baja"
Murid 2 = " Besi"
Murid 3 = " Gajah "
Imam Ghazali" Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72 ). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah(pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah."
Imam Ghazali = " Apa yang paling ringan di dunia ini ?"
Murid 1 = " Kapas"
Murid 2 =" Angin "
Murid 3 = " Debu "
Murid 4 = " Daun-daun"
Imam Ghazali = " Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan sholat ".
Imam Ghazali = " Apa yang paling tajam sekali didunia ini"
Murid- Murid dengan serentak menjawab = "Pedang "
Imam Ghazali = " Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri ".

Rabu, 27 Mei 2009

Rahasia Orang-Orang Yang Beruntung

Kita semua pasti kenal tokoh si Untung di komik Donal Bebek. Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstone ini. Betapa enaknya hidup si Untung. Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung dan Donal berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah si Untung. Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti si Untung, dont worry, ternyata beruntung itu ada ilmunya.

Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang-orang beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesannya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.

Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang-orang dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok si Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?

Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi “berhenti menghitung sekarang! ada 43 gambar di koran ini”. Kelompol sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah2 koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: “berhenti menghitung sekarang dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, dan menangkan $250!” Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.

Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya “scientific” ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:

1. Sikap terhadap peluang.

Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan?

Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalam an baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru.

Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permata nya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: “Mr. Buffet!” Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber berpikir lain. Ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permata nya. Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet. Perkenalan pun terjadi dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.

2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.

Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari “gut feeling”. Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan. Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.

Banyak teman saya yang bertanya, “mendengarkan intuisi” itu bagaimana? Apakah tiba2 ada suara yang terdengar menyuruh kita melakukan sesuatu? Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2 mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan.

Karena ini subyektif, mungkin saja ada orang yang beneran denger suara.

Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya:

- Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. “Gue kok tiba2 deg-deg an ya, mau dapet rejeki kali”, semacam itu. Badan kita sesungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan. Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, ya diwaspadai saja kalau tiba2 meriang lagi.

- Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami. Contohnya, waktu saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.

3. Selalu berharap kebaikan akan datang.
Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.

4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik.

Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: “wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu”. Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: “untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit”. Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus.

Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.

Sekolah Keberuntungan.

Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof Wiseman bahkan membuka Luck School. Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang2 semacam itu adalah dengan membuat “Luck Diary”, buku harian keberuntungan. Setiap hari, peserta harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi.

Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka. Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yg mereka tuliskan.

Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, mereka semakin sadar betapa beruntungnya mereka. Dan sesuai prinsip “law of attraction”, semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka.

Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk rekans semua.

Siap mulai menjadi si Untung?

Selasa, 21 April 2009

Meningkatkan Rezeki

Ini adalah sebuah kisah sederhana yang saya kutip dari sebuah milis. Semoga menjadi pelajaran dan pencerahan bagi kita. Berikut adalah kisahnya

Hardi, seorang pedagang kelontong yang cukup berhasil di kotanya. Namun jangan lihat keberhasilannya sekarang sebelum tahu faktor apa yang menjadi penyebab usahanya maju dan lancar.

Setahun yang lalu, Hardi mengadukan nasibnya kepada guru ngajinya. Ia mengaku sudah lebih sebelas tahun mencoba berbagai usaha namun selalu kandas di tengah jalan. Usaha pertamanya sudah dimulai saat ia baru memasuki kuliah tingkat dua, sekitar tahun 1994. Saat itu, ia mendapat pembagian warisan dari orangtuanya yang belum lama meninggal dunia. Jiwa bisnisnya memang sudah terlihat semenjak kecil, jadi wajar jika kemudian ia mendapatkan uang warisan dalam jumlah yang cukup banyak, maka yang terbersit di kepalanya adalah bisnis.

Maka, beberapa bulan kemudian ia membuka sebuah warung makan. Mulanya, warung makannya berjalan normal, bahkan bisa dibilang sangat laku keras. Mungkin karena ia melakukan promosi sangat gencar, selain karena ia termasuk anak muda yang memiliki cukup banyak relasi meski pun usianya masih sangat muda. Jadi sangat mudah baginya untuk mengundang sahabat, kerabat dan relasinya untuk sekadar mencicipi warung makan miliknya.

Entah kenapa, selang tiga bulan kemudian satu persatu pelanggan meninggalkannya. Tak banyak lagi yang makan di warungnya, sehingga dalam waktu tak berapa lama ia terpaksa menutup usahanya dan gulung tikar. Ia pun berganti usaha yang lain dengan sisa modal yang ada.

Usaha barunya, tak jauh berbeda dengan sebelumnya. Masih seputar makanan. Kali ini ia membuka usaha catering yang melayani makan untuk kantor-kantor di kota tinggalnya. Alhamdulillah ia dipercaya seorang rekannya yang bekerja di sebuah perusahaan untuk memasukkan catering untuk makan siang beberapa karyawan. Untuk sebuah awalan, catering untuk sekitar 20 karyawan dianggapnya bagus. “Mulanya 20, insya Allah menjadi 200, 2000 dan seterusnya.” semangat Hardi berapi-api.

Alih-alih bertambah pelanggan, rupanya Allah berkehendak lain. Yang 20 pun menyetop langganan catering kepada Hardi, sementara selama satu bulan penuh itu ia belum mendapatkan pelanggan baru. Akhirnya, ia pun kembali mengalami kebangkrutan. Demikian seterusnya hingga lebih sepuluh tahun kemudian ia berganti jenis usaha selalu menemui kegagalan.

Pada satu kesempatan ia mengadukan perihal kegagalan demi kegagalan usahanya kepaada guru mengajinya. Ia menceritakan secara detil semua jenis usaha yang pernah dicobanya dan bagaimana sampai akhirnya semua usahanya gagal. “Saya harus usaha apalagi guru, saya sudah kehabisan modal. Bahkan saat ini saya memiliki hutang yang tidak sedikit.” keluhnya.

Guru tersebut tak lantas memberikan jawaban dengan menyebut satu bentuk usaha baru yang patut dicoba Hardi, melainkan meminta Hardi mengingat-ingat sesuatu di masa lalu. “Coba ingat, pernah punya hutang atau tidak di masa lalu? Atau pernah punya sangkutan berkenaan dengan rezeki orang lain atau tidak di masa lalu.?” tanya sang guru.

Dahi Hardi mengerenyit, mencoba mengingat-ingat masa lampaunya. Rasa-rasanya ia tak pernah punya hutang kepada siapa pun, justru sebaliknya ia malah mengingat kembali daftar nama-nama yang pernah berhutang kepadanya. “Coba lebih keras mengingat, mungkin nilainya kecil, tapi boleh jadi itu yang menjadi penyumbat rezekimu.”

“Astaghfirullah. . ” Hardi teringat sesuatu. Ia pun segera menyalami sang guru dan mohon pamit seraya berucap terima kasih. Pria itu segera memacu kencang kendaraannya menuju suatu tempat. Dalam hati ia berharap cemas,”Semoga masih ada warung itu.”

Tidak kurang dari tiga belas jam waktu yang ditempuh Hardi menuju Semarang, mencari satu tempat yang pernah ia singgahi hampir dua belas tahun yang lalu. Tiba di tempat yang dituju, ia tidak menemukan lagi warung mie ayam tempatnya makan dahulu. Kemudian ia mencoba bertanya kepada orang-orang disekitar perihal tukang mie yang pernah berjualan di situ.

“Ya, tukang mie itu bapak saya. Sekarang sudah tidak berjualan lagi. Sekarang bapak sedang sakit parah.” seorang anak menceritakan ciri-ciri fisik penjual mie ayam itu, dan Hardi yakin sekali itu orang yang dicarinya. Tanpa pikir panjang, ia minta diantarkan ke rumah penjual mie untuk bertemu langsung.

Ketika melihat kondisi penjual mie, Hardi menitikkan air mata. Ia langsung meminta beberapa anggota keluarga membopong penjual mie itu ke mobilnya dan segera membawanya ke rumah sakit. Alhamdulillah, jika tidak segera dibawa ke rumah sakit, mungkin penjual mie itu tidak akan tertolong. Seluruh biaya rumah sakit tercatat mencapai lima belas juta rupiah, dan semuanya ditanggung oleh Hardi.

Beberapa hari kemudian, setelah kembali ke rumah, bapak penjual mie itu mengucapkan terima kasih kepada Hardi. “Bapak tidak tahu harus bagaimana mengembalikan uang biaya berobat itu kepada nak Hardi. Usaha dagang bapak sedang susah.” Hardi berkali-kali mencium tangan Pak Atmo, penjual mie itu. Matanya tak henti menitikkan air mata, ia sedang berusaha menyatakan sesuatu, namun bibirnya terasa sangat berat.

Akhirnya, “. semua sudah terbayar lunas pak. Saya hanya minta bapak mengikhlaskan semangkuk mie ayam yang pernah saya makan tanpa membayar dua belas tahun silam”, Hardi terus menangis berharap keikhlasan itu didapatnya. Saat itu, sehabis makan ia langsung kabur memacu sepeda motornya dan tak membayar semangkuk mie seharga 1.500 rupiah.

Pak Atmo memeluk erat tubuh Hardi dan mengusap-usap kepala pria muda itu seraya berucap, “Allah Maha Pemaaf, begitu pun semestinya kita.”.

Selasa, 10 Maret 2009

Penyelam Mutiara

Perjalanan hidup manusia tidak ubahnya bagaikan kisah penyelam mutiara. Seorang penyelam mutiara, dalam melaksanakan tugasnya selalu dibekali dengan tabung oksigen yang terpasang dipunggungnya. Pada saat ia terjun menyelam, niatnya bulat ingin mencari tiram mutiara sebanyak-banyaknya. Tetapi begitu ia berada di bawah permukaan laut, ia mulai lupa pada apa yang harus dicarinya.

Kenapa? Ternyata pemandangan di dasar laut sangat mempesona. Bunga karang yang melambai-lambai seolah-olah memanggilnya: ikan-ikan hias berwarna-warni yang saling berkejaran dengan riangnya membuatnya terpana. Ia pun lalu terlena ikut bercanda ria, melupakan tugasnya semula untuk mencari tiram mutiara yang berada jauh di dasar laut sana.

Hingga pada suatu saat, dia terkejut manakala disadarinya oksigen yang berada dipunggungnya tinggal sedikit lagi. Timbulah rasa takutnya. Tak terbayangkan olehnya bagaimana kemarahan majikannya kelak bila ia muncul ke permukaan tanpa membawa tiram mutiara sebanyak yang diharapkan. Maka dengan tergoppoh-gopoh ia pun berusaha untuk mencari mutiara yang ada di sekitarnya. Namun sayang, kekutan fisiknya sudah melemah, energinya sudah habis terkuras bercanda ria dengan keindahan alam bawah laut.

Akhirnya isi tabung oksigennya benar-benar kosong, sehingga walaupun tiram mutiara yang diperolehnya sangat sedikit, ia mau tidak mau harus muncul ke permukaan. Malangnya lagi, karena tergesa-gesa dia tidak sempat mengikat kantongnya dengan baik, sehingga ketika tersenggol ikan yang berseliweran disampingnya, tiram mutiara yang sudah didapatnya dengan susah payah itu sebagian tertumpah ke luar.

Di permukaan, majikannya telah menunggu. Begitu dilihatnya isi kantong si penyelam tidak berisi tiram mutiara sebagaimana yang diharapkan, maka tumpahlah caci makinya: dan saat itu juga si penyelam dipecatnya tanpa pesangon sedikitpun! Tentu saja bisa kita bayangkan bagaimana gundahnya perassan si penyelam!

Dengan penuh rasa penyesalan, si penyelam berusaha meminta kesempatan ulang untuk menyelam kembali, pasti aku akan mencari tiram mutiara sebanyak-banyaknya! ”Namun majikannya dengan tegas menolak, “Percuma, engkau hanya pandai membuang-buang oksigen saja!”

Kisah ini mirip dengan perjalanan hidup manusia di dunia. Tabung oksigen adalah perlambang jatah umur manusia: tiram mutiara mengibaratkan pahala yang harus kita kumpulkan : dan tiram mutiara yang tumpah mengumpamakan pahala yang hilang karena riya’ sedangkan keindahan yang ada di dalam lautan melambangkan godaan-godaan kenikmatan duniawi.

Marilah kita instropeksi, sudah cukupkah tiram mutiara yang kita peroleh sehingga suatu saat kita harus muncul ke permukaan menemui majikan kita , Allah SWT, ia ridha menerima kita…. Apalagi ia telah berfirman dalam surat Al-Ankabuut 64 : "Tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main, sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar-benarnya kehidupan.”

"Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani: kemudian tanaman itu menjadi kering dan kau lihat warnanya kuning dan hancur….
Dan kehidupan ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (57:20)

Selasa, 10 Februari 2009

Mimpi Besar Itu Firdaus

Rasulullah SAW bersabda, ''Jika engkau memohon kepada Allah SWT, memohonlah surga Firdaus karena ia adalah surga paling tinggi, atapnya adalah arsy Allah yang Maha Rahman.''

Rasulullah SAW juga bersabda, ''Barang siapa yang harapannya, tujuannya akhirat, maka dunia datang padanya, sedangkan ia tidak membutuhkan lagi.'' Dua hadis ini memberikan pelajaran sangat penting. Pertama tentang mimpi kita yang seharusnya melesat melampaui dunia, yaitu surga Firdaus. Kedua tentang mimpi yang akan berdampak baik terhadap urusan dunia kita.

Dua hadis ini juga memiliki alur logika yang sangat kuat dan sering dijadikan rumus motivasi. Pertama, motivasi yang sangat tinggi akan memberikan inspirasi dan lebih mendobrak.

Potensi kita keluar berlipat-lipat. Persiapan musafir dari Jakarta menuju Bali tidak sama dengan pelancong yang tujuannya hanya ke Cirebon, apalagi cuma sampai Bekasi.

Kedua, untuk menggapai kebebasan finansial, rumusnya, buatlah uang mengejar kita, bukan sebaliknya. Ketiga, jika kita cermati, para pewaris Firdaus adalah mereka yang sangat berkualitas luar dalam. Hanya membuat dunia mengejar mereka adalah perkara mudah.

Ada enam kualifikasi pewaris Firdaus di surat Almukminun [23] ayat 1-11. Pertama, shalat dengan khusyuk. Untuk khusyuk, kita perlu menyediakan fasilitas ibadah yang baik dan mengatur segala urusan kehidupan sehingga tidak meng ganggu shalat.

Kedua, berpaling dari hal yang tidak berguna. Karakter orang sukses adalah berorientasi pada manfaat. Potensi waktu, otak, tenaga, dan harta tidak untuk sesuatu yang sia-sia.

Ketiga, menunaikan zakat. Firdaus bukan milik orang pelit dan tidak mampu berzakat. Para pewaris surga adalah mereka yang pandai mengelola aset sekaligus bergairah dalam berzakat. Yang terpenting adalah menjadi orang yang mampu berzakat, bukan men jadi orang kaya.

Keempat, menjaga kehormatan dan mampu menahan diri. Kelima, menjaga amanah. Dengan konsisten menjaga amanah, setumpuk kepercayaan dan kedudukan penting akan datang menghampiri.

Keenam, menjaga shalat sehingga terjaga kesalehannya. Para pewaris Firdaus adalah orang saleh yang berdaya. Mereka tidak dipermainkan dunia yang nista, tapi memainkan dunia sehingga menjadi mulia. Jadi, mimpi besar kita hendaklah Firdaus, bukan yang lain. [Republika, 30/03/09]

Kemanakah gerangan ia hari ini?

Walaupun seorang Rasul, Muhammad saw. sesungguhnya bukanlah seseorang yang dimanjakan oleh Allah swt. Layaknya manusia yang lain, beliau pun harus berjuang keras, mencurahkan tetesan keringat dan darah dalam mengemban amanat Allah swt. Tak jarang, beliau dicaci, dihina, dan diancam oleh musuh-musushnya dalam memperjuangkan tegaknya kebenaran ajaran Islam. Dan semua itu beliau hadapi dengan lapang dada, tanpa pernah mengeluh barang sebentar pun.

Pernah pada suatu ketika, setiap kali Rasulullah membuka pintu pagi-pagi untuk menjalankan salat Subuh, seonggok kotoran tertumpuk di ambang pintu rumahnya. Kotoran manusia. Rasulullah hanya mengernyit. Pada awalnya beliau sempat terkejut juga. Tapi tidak berapa lama, dengan sabar beliau mengambil air dan segera membersihkan tempat itu. Setelah itu ia pun meneruskan niatnya pergi ke Masjidil Haram yang sempat tertunda. Kejadian itu terus berulang hampir setiap hari.

Di hari-hari tertentu, bahkan bukan setumpuk kotoran manusia yang beliau dapatkan di muka pintu rumahnya, melainkan dua tumpuk besar. Orang pun akan jijik melihatnya. Ternyata besok dan besoknya lagi, kotoran itu makin bertambah tumpukannya.

Namun, sekali lagi itu terjadi, Rasulullah tidak mengeluh. Ia membersihkan saja sendiri semua onggokan bernajis itu. Sampai akhirnya orang jahat yang melakukan perbuatan keji dan tidak beradab itu merasa bosan sendiri dan menghentikan tindakannya menumpuk kotoran manusia di depan pintu rumah Rasulullah saw.

Lepas dari kejadian itu, Rasulullah belum terbebas dari kedengkian dan kejahatan musuh-musushnya. Tiap kali beliau melalui sebuah rumah berloteng dalam perjalanan menuju masjid, selalu dari jendela atas ada seseorang yang menumpahkan air najis ke arahnya. Byur, air itupun seketika mengguyur kepalanya. Basah kuyuplah beliau. Setiap hari, beliau harus menghadapi hal itu.

Rasulullah tidak pernah sekalipun marah. Suatu kali, tatkala beberapa hari sesudah itu tidak ada air najis yang ditumpahkan ke kepalanya dari jendela loteng itu, Rasulullah merasa heran. Maka, ia pun bertanya para sahabat.

“Ya Sahabatku, kemana gerangan orang yang tinggal di loteng atas itu?”

Sahabat itu mengernyitkan dahi tanda keheranan. “Ada apa, ya Rasulullah?” salah seorang dari mereka malah balik bertanya.

Rasulullah menjawab, “Tiap hari biasanya ia selalu memberikan sesuatu kepadaku. Kalian tahu, ia memberiku guyuran air ke kepalaku setiap kali aku lewat hendak ke masjid. Tapi beberapa hari ini tidak. Terus-terang aku jadi bimbang tentang keadaannya.”

Para sahabat saling berpandangan. “Kebimbanganmu tidak keliru, ya Rasulullah. Orang itu sedang sakit keras dan tidak keluar dari biliknya.”

Rasulullah mengangguk-anggukkan kepalanya pelan. Sepulang dsri pertemuannya, beliau segera menemui istrinya. Beliau menyuruhnya untuk menyiapkan makanan. Sang istri tidak banyak bertanya. Ia hanya menuruti saja perintah suami tercintanya. Ia tahu, suaminya pasti akan melakukan suatu kebajikan.

Dan benar saja, tanpa banyak yang tahu, Rasulullah membawa makanan itu ke rumah orang jahat yang tiap hari mengguyurnya dengan air. Ia memang bermaksud menengok keadaan sakitnya dan mendoakan agar cepat sembuh.

Ketika bertemu, tidak kepalang malunya orang itu. Ia sangat terperanjat menerima kedatangan Rasulullah dengan membawa makanan yang lezat-lezat. Padahal tiap hari ia memberikan air najis kepadanya. Orang itu pun amat malu dna menangis-nangis minta maaf.

Dengan lapang dada, Rasulullah memberi maaf. Tidak sedikitpun disinggungnya perbuatan keji yang dilakukan orang itu kepadanya. Apa yang terjadi, orang itu begitu kagum dan simpati kepada ketulusan dan kemuliaan ahlak Rasulullah. Bayangkan, tiap hari ia memperlakukannya dengan tidak beradab, tapi Muhammad begitu saja menerima permintaan maafnya. Seumur hidup ia baru menemukan orang seperti itu. Apalagi dari kalangan kaum lain. Orang itu seketika menyatakan dua kalimat syahadat memeluk Islam.

Suatu hari, Abu Jahal yang sangat jahat kepada Rasul, mengirim utusan. Utusan itu membawa kabar bahwa ia tengah menderita demam hebat. Ia ingin Rasulullah datang silaturahim ke rumahnya sekalian menengoknya.

Sebagai kemenakan yang berbakti, Rasulullah segera bergegas hendak berangkat menuju ke rumah pamannya itu.

Tapi sebenarnya, pemimpin orang musyrik itu tidak sakit. Ia telah menyiapkan lubang di depan pembaringannya yang di atasnya ditutup dengan permadani. Dan di dalam lubang itu telah dipasanginya beberapa tonggak yang runcing-runcing. Maksudnya jelas untuk menjerumuskan Rasulullah saw ke dalamnya.

Ketika terdengar langkah langkah-langkah Rasulullah memasuki kamarnya, tokoh busuk itu cepat-cepat menutupi badannya dengan selimut tebal sambil berpura-pura merintih-rintih. Namun dalam pendengaran Rasulullah, rintihan Abu jahal itu tidak wajar dan berlebih-lebihan, tidak sesuai dengan wajahnya yang tetap cerah dan berwarna merah.

Maka Rasulullah pun tahu bahwa pasti Abu Jahal sedang menyiapkan jebakannya. Karena itu begitu beliau hampir menginjak permadani yang dibawahnya menganga sebuah lubang berisi tonggak-tonggak runcing, beliau segera permisi lagi dan keluar tanpa berkata sepatah pun.

Abu Jahal terkejut. Ia bangun dan memanggil-manggil keponakannya agar mendekat kepadanya. Karena Rasulullah tidak menggubris, Abu Jahal jadi kesal dan geram. Ia bangkit tanpa sadar dan melompat ke permadani hendak mengejar Rasulullah. Ia lupa akan perangkap yang dibuatnya. Akibatnya, tak ampun, ia terjerumus sendiri ke dalam lubang itu dan menderita luka-luka yang cukup parah.

Akhirnya setelah kejadian itu, terpenuhi juga keinginan Abu Jahal ditengok Rasulullah. Sebab setelah terperosok ke lubang itu, ia betul-betul sakit. Rasulullah datang bersilturahmi membawakan makanan-makanan lezat yang diterima Abu jahal dengan muka sangat kecut.
----------------
sumber: dakwatuna.com