Ada seorang Presiden di suatu negara muslim shalat di suatu masjid. Saat itu imamnya membaca surat yang lumayan panjang setelah membaca surat Al-Fatihah.
Selesai shalat, sang Presiden pun menegur sang imam. Ia mengatakan kepada sang imam: “Kalau ngimami shalat, bacaan setelah surat Al-Fatihah-nya jangan panjang-panjang, cukup satu ayat saja”.
Besoknya, selagi sang imam ngimami shalat maghrib, sang Presiden ikut shalat berjama’ah. Maka sang imam pun setelah membaca surat Al-Fatihah, hanya membaca satu ayat saja.
Namun, satu ayat yang dipilihnya adalah:
{ ﻭَﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺇِﻧَّﺎ ﺃَﻃَﻌْﻨَﺎ ﺳَﺎﺩَﺗَﻨَﺎ ﻭَﻛُﺒَﺮَﺍﺀﻧَﺎ ﻓَﺄَﺿَﻠُّﻮﻧَﺎ ﺍﻟﺴَّﺒِﻴﻠَﺎ { [ ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ : 67 ]
Dan mereka berkata: “Ya Rabb Kami, sesungguhnya kami telah menta’ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Itu di raka’at pertama.
Pada raka’at kedua, setelah membaca surat Al-Fatihah, imam membaca:
{ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺁﺗِﻬِﻢْ ﺿِﻌْﻔَﻴْﻦِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌَﺬَﺍﺏِ ﻭَﺍﻟْﻌَﻨْﻬُﻢْ ﻟَﻌْﻨﺎً ﻛَﺒِﻴﺮﺍً { [ ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ : 68 ]
Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”.
Maka, selesai shalat Maghrib, sang Presiden berkata kepada sang imam:
“Pada shalat-shalat berikutnya, silahkan panjangkan bacaan setelah surat Al-Fatihah sesukamu, silahkan juga baca surat dan ayat mana saja sesukamu, TETAPI JANGAN KAMU ULANGI LAGI BACAAN DUA AYAT SURAT TADI”!!!
Sumber : musyafa.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar