Sabtu, 01 Desember 2012

Real Madrid Menghilangkan Salib Pada Logonya

Pada pertengahan April 2012, Real Madrid resmi menghapus satu bagian kecil dari logo klubnya. Logo Real Madrid sebenarnya terdiri atas tiga bagian.

Pertama adalah bulatan warna kuning berisi tiga huruf M, C, dan F yang kependekan dari Madrid Football Club. Kedua adalah palang biru diagonal di dalam bulatan. Ketiga, sebuah mahkota di atas bulatan. Nah, di pucuk mahkota itu, tadinya bertengger salib kecil berwarna emas. Namun, kalau yang jeli memperhatikan kostum terbaru el Real musim kompetisi 2012-2013, salib itu hilang.

Harian olahraga terkemuka di Spanyol, Marca, menyatakan bahwa perubahan logo itu dilakukan klub jawara La Liga ini adalah untuk menghilangkan segala bentuk kebingungan atau misinterpretation fans Real Madrid di kawasan yang mayoritas beragama Islam.

Salah seorang eksekutif Los Blancos mengakui bahwa hilangnya salib di atas mahkota itu adalah bagian dari strategi bisnis untuk mengembangkan bisnisnya ke Timur Tengah dan Asia. Hal itu berhubungan dengan mega proyek Real Madrid di Uni Emirat Arab (UEA) senilai satu miliar dolar AS atau Rp. 9,5 triliun!

Real Madrid mendapat izin dari Emir UEA untuk membangun resor olahraga mewah seluas 50 hektare di sebuah pulau buatan. Dalam investasi ini El Real menggandeng investor lokal UEA, Ras al-Khaimah.

Kompleks resor lux ini mencakup hotel mewah dengan 450 kamar, vila mewah, pelabuhan, dan untuk pertama kalinya di dunia, sebuah stadion sepak bola yang menghadap ke laut. Rencananya, kompleks resor ini dibuka pada 2015.

Resor itu akan menjadi taman hiburan tematis pertama yang dibangun di pulau buatan, serta menggabungkan turisme dan olahraga. Resor juga menjadi kompleks rekreasi turis pertama yang dibangun di bawah nama Real Madrid.

“Menghilangkan salib adalah langkah tepat dan strategis untuk meningkatkan pengaruh Real Madrid di Timur Tengah dan Asia,” demikian pernyataan klub.

Sheikh Saud bin Saqr al-Qasimi, pemilik Ras al-Khaimah, membolehkan Real Madrid berinvestasi di negaranya dengan syarat, Real Madrid harus memodofikasi logo klubnya di seluruh material promosi di dalam kompleks resor itu. Presiden Real Madrid, Florentino Perez membenarkan klausul itu.

Salib yang nangkring di mahkota sudah ada sejak 1920, ketika Raja Spanyol, Alfonso XIII merestui klub ini. Kata “Real” pun memiliki arti “Anggota Kerajaan” sebagai bentuk dukungan raja terhadap klub. Bahkan, salib serupa juga menjadi lambang kerajaan Spanyol saat itu.

Langkah bisnis ini bukannya mulus, tapi mendapat sorotan negatif dari kritikus lokal. Mereka merasa, Real Madrid sudah jadi pelaku erosi budaya dan tradisi Eropa demi duit di mata Islam.

(muslimvillage.com)

Rapper Terkenal Berjilbab Hebohkan Perancis

Sempat hilang selama tiga tahun, seorang rapper wanita Prancis muncul dengan penampilan baru yang menghebohkan publik dan para penggemarnya. Memutuskan memilih Islam, rapper ini mendobrak larangan pemerintah Prancis untuk tidak mengenakan jilbab.

Adalah Melanie Georgiades atau yang dikenal dengan nama panggung Diam's, muncul dalam sebuah wawancara di stasiun televisi TF1 dengan penampilan yang berubah total. Mengenakan jilbab lebar, Diam's mengumumkan perpindahan agamanya ke Islam dan menjelaskan ke mana saja dia selama ini.

Dilansir Al-Arabiya, Senin 1 Oktober 2012, Diam's telah hilang dari muka publik sejak tahun 2009 silam. Selama tiga tahun, dia berhenti manggung dan keberadaannya tidak diketahui. Diam's mengaku pergi ke Mauritius untuk belajar mengaji dan memahami Islam lebih dalam lagi.

Masa lalunya saat menjadi bintang tidak bisa dibilang terpuji. Kepada TF1 dia mengaku pemakai narkoba, penenggak narkotika halusinogen, dan pernah dirawat di panti rehabilitasi. Sampai akhirnya, dia menemukan Islam secara tidak sengaja dari seorang temannya.

"Suatu ketika, saya mendengar kawan saya yang Muslim mengatakan 'saya ingin salat sebentar, nanti kembali lagi' lalu saya bilang kepadanya, 'saya juga ingin salat'," kata Diam's.

Mengingat detik-detik tersebut, Dia mengisahkan bahwa ini adalah awal baru bagi kehidupan rohaninya. Diam mengatakan bahwa dia mengalami perasaan yang tidak pernah dia alami sebelumnya. Dia mengaku merasakan pengalaman yang tidak ternilai ketika melakukan salat.

"Itulah pertama kali saya sujud, itu merupakan satu pengalaman kuat yang tidak pernah saya rasakan sebelum ini," kata Diam.

"Itulah saat pertama kali saya menyentuhkan kepala ini ke lantai. Saya merasakan pengalaman yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Sekarang saya percaya, bersujud tidak boleh ditujukan kepada siapapun selain kepada Allah," kata dia.

Meninggalkan Dunia Keartisan
Diam's mengejutkan penggemarnya ketika dia mengatakan telah menikah dan memiliki seorang anak. Dia mengaku mendapatkan kenyamanan dan kedamaian ketika memeluk Islam. Dia menambahkan, dunia keartisan sudah tidak cocok dengan kehidupannya yang baru ini.

"(Agama) ini menenangkan hati saya, karena saya kini tahu tujuan hidup saya, dan mengapa saya ada di dunia ini," jelasnya.

Ketika ditanya soal keputusannya berjilbab, padahal pemerintah Prancis telah melarang hal tersebut, Diam's mengatakan, "Saya yakin kita hidup di masyarakat yang toleran, dan saya menerima setiap kritik, tapi saya terluka mendengar cacian, stereotype dan penilaian buruk."

Diam's menegaskan bahwa berjilbab baginya kini adalah kewajiban. "Saya melihatnya sebagai perintah Tuhan, ini memberikan kesenangan bagi hati saya dan itu sudah cukup," kata dia.

Islam melihat hijab sebagai kode pakaian yang harus dipraktikkan, bukan sekadar simbol agama yang memperlihatkan afiliasi seseorang.

Diam juga mengkritik media yang mengambil fotonya keluar dari salah sebuah masjid di Perancis dengan mengenakan hijab serta melihat hpnya, diikuti oleh seorang lelaki yang berpakaian olahraga, yang membuat orang percaya bahwa orang tersebut calon suaminya.

Dia mengatakan dia telah berpindah ke Mauritius untuk mempelajari al-Quran dan memahami Islam dengan lebih baik.

Dia mendapati bahwa toleransi dalam Islam adalah jauh dari mereka yang melakukan pembunuhan dan kejahatan dengan mengatasnamakan agama.

"Saya harus dapat membedakan antara kejahilan dan berpengetahuan, mereka yang jahil tidak harus berbicara tentang perkara yang tidak mereka ketahui," kata Diam.

"Islam tidak membenarkan pembunuhan ke atas korban tidak berdosa seperti apa yang digembar-gemborkan hari ini."