Kamis, 31 Desember 2015

Islam Hidayah Terbesar dari Allah Dalam Hidupku

Prof. Dr. Atsushi Kamal Okuda, Profesor bidang Politik di Universitas Keio yang juga merupakan Ilmuwan muslim Jepang dan pendidik ahli di sejumlah universitas di Tokyo Jepang.

Dr Kamal Okuda telah lama berjuang mencari kebenaran dan agama yang haq, sampai akhirnya ia memutuskan untuk memeluk agama Islam. Dia menjelaskan hidupnya sebelum memeluk Islam:

Sebelum memeluk Islam hidup saya adalah barbar .. Sangat barbar! Jahil.. saya buta akan kebenaran!”

Dr. Okuda adalah contoh yang sangat baik bagi umat Islam di Jepang. Dia mengambil minat dalam perundang-undangan Islam, ia pindah ke Aleppo-Syria untuk melanjutkan studi dan belajar bahasa Arab. Dia mengatakan: “Pada saat itu saya masuk Islam .. Saya percaya bahwa ini adalah hadiah terbesar dari Allah dalam hidup saya!”.

Saat ini, Dr Okuda bekerja keras dengan rekan-rekannya dan para mahasiswa di Jepang untuk menyebarkan Islam di Jepang untuk menyelamatkan bangsa mereka. Semoga Allah memberi mereka keberkahan dan kelancaran dalam dakwahnya. Aamiin.

Sejarah Perayaan Tahun Baru Masehi


Tiap kali menjelang malam pergantian tahun (Kalender Masehi), milyaran orang di penjuru dunia merayakannya. Tiupan terompet, pesta kembang api, hingar bingar pertunjukkan musik, pesta pora di hotel-hotel berbintang atau tempat wisata, hingga ucapan “Selamat Tahun Baru” atau “Happy New Year” berkumandang di mana-mana.

Tapi, tak banyak yang mengetahui sejarah di balik perayaan tahun baru masehi ini. Apa sebenarnya dasar penentuan perayaan tahun baru?

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS 17:36)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.

Merujuk pada Ayat dan hadits di atas, maka alangkah baiknya kalau kita seharusnya tabbayun (kroscek) dahulu asal muasal dari perayaan tahun baru masehi.

Kenapa harus 1 Januari? Dan budaya dari kaum apakah perayaan tersebut? Hal itu dimaksudkan agar kita tidak terjebak oleh ketidaktahuan kita yang akan menyebabkan kita terlempar ke dalam kesesatan.

Sejarah Tahun Baru 1 Januari

Mari kita buka The World Book Encyclopedia tahun 1984, volume 14, halaman 237.

“The Roman ruler Julius Caesar established January 1 as New Year’s Day in 46 BC. The Romans dedicated this day to Janus , the god of gates, doors, and beginnings. The month of January was named after Janus, who had two faces – one looking forward and the other looking backward.”
Terjemahan bebasnya kurang lebih begini :

“Penguasa Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun baru semenjak abad ke 46 SM. Orang Romawi mempersembahkan hari ini (1 Januari) kepada Janus, dewa segala gerbang, pintu-pintu, dan permulaan (waktu). Bulan Januari diambil dari nama Janus sendiri, yaitu dewa yang memiliki dua wajah – sebuah wajahnya menghadap ke (masa) depan dan sebuahnya lagi menghadap ke (masa) lalu.”

Tahun baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM.

Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskkitariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari.

Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli.

Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus. Perayaan Tahun Baru Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci umat Kristen. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga Dunia.

Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari.

Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.

Tahun Masehi sebenarnya berhubungan dengan keyakinan agama Kristen. Masehi adalah nama lain dari Isa Al Masih.

Menurut catatan Encarta Reference Library Premium 2005, orang yang pertama membuat penanggalan kalender Masehi adalah seorang kaisar Romawi yang terkenal bernama Gaisus Julius Caesar. Itu dibuat pada 45 SM, jika menggunakan standar tahun yang dihitung mundur dari kelahiran Yesus. Namun dalam perkembangannya, ada seorang pendeta Kristen bernama Dionisius yang kemudian memanfaatkan penemuan kalender Julius Caesar untuk diadopsi sebagai penanggalan yang didasarkan pada tahun kelahiran Yesus Kristus.

Itulah sebabnya penanggalan tahun setelah kelahiran Yesus Kristus diberi tanda AD (bahasa Latin: Anno Domini yang berarti in the year of our lord) alias Masehi.

Sementara untuk jaman prasejarahnya disematkan BC (Before Christ) alias SM (Sebelum Masehi). Kemudian Pope (Paus) Gregory III memoles kalender yang sebelumnya dengan beberapa modifikasi dan kemudian mengukuhkannya sebagai sistem penanggalan yang harus digunakan oleh seluruh Eropa, bahkan kini seluruh negara di dunia dan berlaku umum bagi siapa saja. Kalender Gregorian yang kita kenal sebagai kalender Masehi dibuat berdasarkan kelahiran Yesus Kristus dalam keyakina Kristen:”The Gregorian calendar is also called the Christian calendar because it uses the birth of Jesus Christ as a starting date”.

Demikian keterangan dalam Encarta Reference Library Premiun 2005. Di jaman Romawi, pesta ulang tahun baru adalah untuk menghormati Dewa janus (Dewa yang digambarkan bermuka dua). Kemudian perayaan ini terus dilestarikan dan menyebar ke Eropa pada abad permulaan Masehi.
Seiring muncul dan berkembangnya agama Kristen, akhirnya perayaan ini diwajibkan oleh para pemimpin gereja sebagai suatu perayaan “suci” satu paket dengan hari Natal. Itulah mengapa ucapan Natal dan Tahun baru dijadikan satu (Merry Christmas and Happy New Year).

Perayaan Tahun di beberapa Negara terkait dengan Ritual Keagamaan

Bulan Januari (bulannya Janus) juga ditetapkan setelah Desember dikarenakan Desember adalah pusat Winter Soltice, yaitu hari-hari dimana kaum pagan penyembah Matahari merayakan ritual mereka saat musim dingin. Pertengahan Winter Soltice jatuh pada tanggal 25 Desember, dan inilah salah satu dari sekian banyak pengaruh Pagan pada budaya kristen selain penggunaan lambang Salib Tanggal 1 Januari sendiri adalah seminggu setelah pertengahan Winter Soltice, yang juga termasuk dalam bagian ritual dan perayaan Winter Soltice dalam Paganisme.

Tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka—yang tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil. Pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja—Dewa laut yang terkenal dalam legenda negara Brazil.

Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).

Sosok dewa Janus dalam mitologi Romawi

Dewa Janus sendiri adalah sesembahan kaum Pagan Romawi, dan pada peradaban sebelumnya di Yunani telah disembah sosok yang sama bernama dewa Chronos. Kaum Pagan, atau dalam bahasa kita disebut kaum kafir penyembah berhala, hingga kini biasa memasukkan budaya mereka ke dalam budaya kaum lainnya, sehingga terkadang tanpa sadar kita mengikuti mereka. Sejarah pelestarian budaya Pagan (penyembahan berhala) sudah ada semenjak zaman Hermaic (3600 SM) di Yunani
Kaum Pagan sendiri biasa merayakan tahun baru mereka (atau Hari Janus) dengan mengitari api unggun, menyalakan kembang api, dan bernyanyi bersama. Kaum Pagan di beberapa tempat di Eropa juga menandainya dengan memukul lonceng atau meniup terompet.

Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New Year’s Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh.

Bagi orang kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa , tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.

Bagi orang Persia yang beragama Majūsî (penyembah api), menjadikan tanggal 1 Januari sebagai hari raya mereka yang dikenal dengan hari Nairuz atau Nurus.

Penyebab mereka menjadikan hari tersebut sebagai hari raya adalah, ketika Raja mereka, ‘Tumarat’ wafat, ia digantikan oleh seorang yang bernama ‘Jamsyad’, yang ketika dia naik tahta ia merubah namanya menjadi ‘Nairuz’ pada awal tahun. ‘Nairuz’ sendiri berarti tahun baru. Kaum Majūsî juga meyakini, bahwa pada tahun baru itulah, Tuhan menciptakan cahaya sehingga memiliki kedudukan tinggi.

Kisah perayaan mereka ini direkam dan diceritakan oleh al-Imâm an-Nawawî dalam bukuNihâyatul ‘Arob dan al-Muqrizî dalam al-Khuthoth wats Tsâr. Di dalam perayaan itu, kaum Majūsî menyalakan api dan mengagungkannya –karena mereka adalah penyembah api. Kemudian orang-orang berkumpul di jalan-jalan, halaman dan pantai, mereka bercampur baur antara lelaki dan wanita, saling mengguyur sesama mereka dengan air dan khomr (minuman keras). Mereka berteriak-teriak dan menari-nari sepanjang malam. Orang-orang yang tidak turut serta merayakan hari Nairuz ini, mereka siram dengan air bercampur kotoran. Semuanya dirayakan dengan kefasikan dan kerusakan.

Bagaimana sikap kita?

Setelah kita mengetahui bahwa tradisi Perayaan 1 januari merupakan Perayaan yang terkait dengan ritual keagamaan dan budaya dari kufar, dan adanya larangan untuk menyerupai sebuah kaum.
maka sebaiknya kita tidak perlu ikut ikutan merayakannya apalagi meniru budaya dari kaum kufar.
semoga kita semua senantiasa ingat Firman Allah ini :

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًۭا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya

Hadîts yang melarang menyepakati perayaan kaum kuffâr banyak sekali. Diantaranya adalah :

عن أنس بن مالك – رضي الله عنه – قال: قدم رسول الله – صلى الله عليه وسلم – المدينة، ولهم يومان يلعبون فيهما، فقال: ما هذان اليومان، قالوا: كنا نلعب فيهما في الجاهلية. فقال رسول الله – صلى الله عليه وسلم –: (إن الله قد أبدلكم بهما خيراً منهما، يوم الأضحى، ويوم الفطر)

Dari Anas bin Mâlik radhiyallâhu ’anhu beliau berkata : Rasūlullâh Shallâllâhu ’alahi wa Sallam tiba di Madînah dan mereka memiliki dua hari yang mereka bermain-main di dalamnya. Lantas beliau bertanya, ”dua hari apa ini?”. Mereka menjawab, ”Hari dahulu kami bermain-main di masa jahiliyah.” Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam mengatakan : ”Sesungguhnya Allôh telah menggantikan kedua hari itu dengan dua hari yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari idul adhhâ dan idul fithri.” [Shahîh riwayat Imâm Ahmad, Abū Dâwud, an-Nasâ`î dan al-Hâkim.]

Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyah rahimahullâhu berkata :

فوجه الدلالة أن اليومين الجاهليين لم يقرهما رسول الله – صلى الله عليه وسلم – ولا تركهم يلعبون فيهما على العادة، بل قال إن الله قد أبدلكم بهما يومين آخرين، والإبدال من الشيء يقتضي ترك المبدل منه، إذ لا يجمع بين البدل والمبدل منه.

”Sisi pendalilan hadîts di atas adalah, bahwa dua hari raya jahiliyah tersebut tidak disetujui oleh Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam dan Rasūlullâh tidak meninggalkan (memperbolehkan) mereka bermain-main di dalamnya sebagaimana biasanya. Namun beliau menyatakan bahwa sesungguhnya Allôh telah mengganti kedua hari itu dengan dua hari raya lainnya. Penggantian suatu hal mengharuskan untuk meninggalkan sesuatu yang diganti, karena suatu yang mengganti dan yang diganti tidak akan bisa bersatu.”

Adapun âtsar sahabat dan ulama salaf dalam masalah ini, sangatlah banyak. Diantaranya adalah ucapan ’Umar radhiyallâhu ’anhu, beliau berkata :

اجتنبوا أعداء الله في عيدهم

”Jauhilah hari-hari perayaan musuh-musuh Allôh.” [Sunan al-Baihaqî IX/234].

’Abdullâh bin ’Amr radhiyallâhu ’anhumâ berkata :

من بنى ببلاد الأعاجم وصنع نيروزهم ومهرجانهم ، وتشبه بهم حتى يموت وهو كذلك حُشِر معهم يوم القيامة
”Barangsiapa yang membangun negeri orang-orang kâfir, meramaikan peringatan hari rayanairuz (tahun baru) dan karnaval mereka serta menyerupai mereka sampai meninggal dunia dalam keadaan demikian. Ia akan dibangkitkan bersama mereka di hari kiamat.” [Sunan al-Baihaqî IX/234].

Imâm Muhammad bin Sîrîn berkata :

: أُتي على -رضي الله عنه- بهدية النيروز. فقال : ما هذا ؟ قالوا : يا أمير المؤمنين هذا يوم النيروز . قال : فاصنعوا كل يوم فيروزاً . قال أسامة : كره أن يقول : نيروز

’’Alî radhiyallâhu ’anhu diberi hadiah peringatan Nairuz (Tahun Baru), lantas beliau berkata : ”apa ini?”. Mereka menjawab, ”wahai Amîrul Mu’minîn, sekarang adalah hari raya Nairuz.” ’Alî menjawab, ”Jadikanlah setiap hari kalian Fairuz.” Usâmah berkata : Beliau (’Alî mengatakan Fairuz karena) membenci mengatakan ”Nairuz”. [Sunan al-Baihaqî IX/234].

Imâm Baihaqî memberikan komentar :

وفي هذا الكراهة لتخصيص يوم بذلك لم يجعله الشرع مخصوصاً به

”Ucapan (’Alî) ini menunjukkan bahwa beliau membenci mengkhususkan hari itu sebagai hari raya karena tidak ada syariat yang mengkhususkannya.”

Apabila demikian ini sikap manusia-manusia terbaik, lantas mengapa kita lebih menerima pendapat dan ucapan orang-orang yang jâhil dan mengikuti budaya kaum kuffâr daripada ucapan para sahabat yang mulia ini.

Hari Raya Kita Adalah Idul Fithri dan Idul Adhâ serta Jum’at

Di dalam hadîts yang diriwayatkan oleh Ummul Mu’minîn, ’Â`isyah ash-Shiddîqah binti ash-Shiddîq radhiyallâhu ’anhumâ, beliau menceritakan bahwa ayahanda beliau, Abū Bakrradhiyallâhu ’anhu mengunjungi Rasūlullâh. Kemudian Abū Bakr mendengar dua gadis jâriyahmenyanyi dan mengingkarinya. Mendengar hal ini, Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda :

يا أبا بكر ! إن لكل قوم عيداً وإن عيدنا هذا اليوم

”Wahai Abū Bakr, sesungguhnya setiap kaum itu mempunyai hari raya dan hari raya kita adalah pada hari ini.” [HR Bukhârî].

Dari hadîts di atas, ada dua hal yang bisa kita petik :

Pertama, sabda Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam : ”Sesungguhnya setiap kaum itu mempunyai hari raya” menunjukkan bahwa setiap kaum itu memiliki hari raya sendiri-sendiri.
Hal ini sebagaimana firman Allôh Ta’âlâ :

لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجاً

”Untuk tiap-tiap (ummat) diantara kalian ada aturan dan jalannya yang terang (tersendiri).” [QS al-Mâ`idah : 48].

Ayat di atas menunjukkan bahwa Allôh memberikan aturan dan jalan sendiri-sendiri secara khusus. Kata Lâm (لِ) pada kata Likullin (لِكُلٍّ) menunjukkan makna ikhtishâsh (pengkhususan). Apabila orang Yahūdi memiliki hari raya dan orang Nashrâni juga memiliki hari raya, maka hari-hari raya itu adalah khusus bagi mereka dan tidak boleh bagi kita, kaum muslimin, ikut turut serta dalam perayaan mereka, sebagaimana kita tidak boleh ikut dalam aturan dan jalan mereka.

Kedua, sabda Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam : وإن عيدنا هذا اليوم (Dan hari raya kita adalah pada hari ini”), dalam bentuk ma’rifah (definitif) dengan lâm dan idhâfah menunjukkan hasyr(pembatasan), yaitu bahwa jenis hari raya kita dibatasi hanya pada hari itu. Dan hari tersebut di sini masuk pada cakupan hari raya ’îdul Fithri dan ’îdul Adhhâ, seperti dalam perkataan para ulama fikih :

لا يجوز صوم يوم العيد

”Tidak boleh berpuasa pada hari raya”.

Maka maksudnya tentu saja, tidak boleh berpuasa pada dua hari raya ’Idul Fithri dan ’Idul Adhhâ.
Dalîl lainnya adalah hadîts Anas bin Mâlik :

عن أنس بن مالك – رضي الله عنه – قال: قدم رسول الله – صلى الله عليه وسلم – المدينة، ولهم يومان يلعبون فيهما، فقال: ما هذان اليومان، قالوا: كنا نلعب فيهما في الجاهلية. فقال رسول الله – صلى الله عليه وسلم –: (إن الله قد أبدلكم بهما خيراً منهما، يوم الأضحى، ويوم الفطر)

Dari Anas bin Mâlik radhiyallâhu ’anhu beliau berkata : Rasūlullâh Shallâllâhu ’alahi wa Sallam tiba di Madînah dan mereka memiliki dua hari yang mereka bermain-main di dalamnya. Lantas beliau bertanya, ”dua hari apa ini?”. Mereka menjawab, ”Hari dahulu kami bermain-main di masa jahiliyah.” Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam mengatakan : ”Sesungguhnya Allôh telah menggantikan kedua hari itu dengan dua hari yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari idul adhhâ dan idul fithri.” [Shahîh riwayat Imâm Ahmad, Abū Dâwud, an-Nasâ`î dan al-Hâkim.]

Adapun Jum’at, maka termasuk hari raya kaum muslimin yang berulang-ulang dalam tiap pekannya. Sehingga dengannya telah cukup bagi kita dan tidak mencari hari-hari perayaan lainnya.
Dalîl hal ini adalah, sabda Nabî yang mulia Shallâllâhu ’alahi wa Sallam :

أضل الله عن الجمعة من كان قبلنا ، فكان لليهود يوم السبت، وكان للنصارى يوم الأحد فجاء الله بنا، فهدانا الله ليوم الجمعة، فجعل الجمعة والسبت والأحد ، وكذلك هم تبع لنا يوم القيامة، نحن الآخرون من أهل الدنيا ، والأولون يوم القيامة، المقتضي لهم

”Allah simpangkan dari hari Jum’at umat sebelum kita, dahulu Yahudi memiliki (hari agung) pada hari Sabtu dan Nashrani pada hari Ahad. Kemudian Allôh datangkan kita dan Alloh anugerahi kita dengan hari Jum’at, lantas Alloh jadikan hari Jum’at, Sabtu dan Ahad. Demikianlah, mereka adalah kaum yang akan mengekor kepada kita pada hari kiamat sedangkan kita adalah umat yang terakhir dari para penduduk dunia namun umat yang awal pada hari kiamat, yang diadili (pertama kali) sebelum makhluk-makhluk lainnya. [HR Muslim]

Dari Ibnu ’Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda :

إن هذا يوم عيد جعله الله للمسلمين فمن جاء الجمعة فليغتسل…

”Sesungguhnya hari ini adalah hari ’Ied yang Alloh jadikan bagi kaum Muslimin, barangsiapa yang mendapati hari Jum’at hendaknya ia mandi…” [HR Ibnu Majah dalam Shahih at-Targhib I/298].

Semoga setelah membaca tulisan ini, kita bisa menentukan sikap dalam menyikapi perayaan 1 januari sebagai tahun baru. Dan sikap kita bukan atas dasar sekedar ikut-ikutan, tetapi pilihan kita adalah yang berdasarkan pengetahuan. karena kita sadar betul bahwa semuanya akan dimintai pertanggungan jawab di Yaumil Hisab kelak. [ ]

Diolah dari berbagai Sumber.


Selasa, 29 Desember 2015

Uwais Al Qarni, Tidak Terkenal di Bumi Tapi Terkenal di Langit

Di Yaman, tinggalah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak, tubuhnya belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah pemuda yang soleh dan sangat berbakti kepadanya Ibunya. Ibunya adalah seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan Ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan.

"Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu dapat mengerjakan haji," pinta Ibunya. Uwais tercenung, perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh melewati padang pasir tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Namun Uwais sangat miskin dan tak memiliki kendaraan.

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seeokar anak lembu, Kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkinkan pergi Haji naik lembu. Olala, ternyata Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi beliau bolak balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. "Uwais gila.. Uwais gila..." kata orang-orang. Yah, kelakuan Uwais memang sungguh aneh.

Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah musim Haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kg, begitu juga dengan otot Uwais yang makin membesar. Ia menjadi kuat mengangkat barang. Tahulah sekarang orang-orang apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari. Ternyata ia latihan untuk menggendong Ibunya.

Uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Mekkah! Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.

Uwais berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Ka'bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka'bah, ibu dan anak itu berdoa. "Ya Allah, ampuni semua dosa ibu," kata Uwais. "Bagaimana dengan dosamu?" tanya ibunya heran. Uwais menjawab, "Dengan terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari Ibu yang akan membawa aku ke surga."

Subhanallah, itulah keinganan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah SWT pun memberikan karunianya, Uwais seketika itu juga disembuhkan dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuk? itulah tanda untuk Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat utama Rasulullah SAW untuk mengenali Uwais.

Beliau berdua sengaja mencari Uwais di sekitar Ka'bah karena Rasullah SAW berpesan "Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kamu berdua pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Dia akan muncul di zaman kamu, carilah dia. Kalau berjumpa dengan dia minta tolong dia berdua untuk kamu berdua."

"Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)." (HR. Bukhari dan Muslim)

CERITA KEHIDUPAN UWAIS AL QORNI

Pemuda bernama Uwais Al-Qarni. Ia tinggal dinegeri Yaman. Uwais adalah seorang yang terkenal fakir, hidupnya sangat miskin. Uwais Al-Qarni adalah seorang anak yatim. Bapaknya sudah lama meninggal dunia. Ia hidup bersama ibunya yang telah tua lagi lumpuh. Bahkan, mata ibunya telah buta. Kecuali ibunya, Uwais tidak lagi mempunyai sanak family sama sekali.

Dalam kehidupannya sehari-hari, Uwais Al-Qarni bekerja mencari nafkah dengan menggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari. Upah yang diterimanya cukup buat nafkahnya dengan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti dia dan ibunya. Demikianlah pekerjaan Uwais Al-Qarni setiap hari.

Uwais Al-Qarni terkenal sebagai seorang anak yang taat kepada ibunya dan juga taat beribadah. Uwais Al-Qarni seringkali melakukan puasa. Bila malam tiba, dia selalu berdoa, memohon petunjuk kepada Allah. Alangkah sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka telah bertemu dengan Nabi Muhammad, sedang ia sendiri belum pernah berjumpa dengan Rasulullah. Berita tentang Perang Uhud yang menyebabkan Nabi Muhammad mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya, telah juga didengar oleh Uwais Al-Qarni. Segera Uwais mengetok giginya dengan batu hingga patah. Hal ini dilakukannya sebagai ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad saw, sekalipun ia belum pernah bertemu dengan beliau. Hari demi hari berlalu, dan kerinduan Uwais untuk menemui Nabi saw semakin dalam. Hatinya selalu bertanya-tanya, kapankah ia dapat bertemu Nabi Muhammad saw dan memandang wajah beliau dari dekat? Ia rindu mendengar suara Nabi saw, kerinduan karena iman.

Tapi bukankah ia mempunyai seorang ibu yang telah tua renta dan buta, lagi pula lumpuh? Bagaimana mungkin ia tega meninggalkannya dalam keadaan yang demikian? Hatinya selalu gelisah. Siang dan malam pikirannya diliputi perasaan rindu memandang wajah nabi Muhammad saw.

Akhirnya, kerinduan kepada Nabi saw yang selama ini dipendamnya tak dapat ditahannya lagi. Pada suatu hari ia datang mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinyadan mohon ijin kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais Al-Qarni walaupun telah uzur, merasa terharu dengan ketika mendengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais Al-Qarni seraya berkata, “pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.”

Betapa gembiranya hati Uwais Al-Qarni mendengar ucapan ibunya itu. Segera ia berkemas untuk berangkat. Namun, ia tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkannya, serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah.

Uwais Ai-Qarni Pergi ke Madinah

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al-Qarni sampai juga dikota madinah. Segera ia mencari rumah nabi Muhammad saw. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni menanyakan Nabi saw yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada dirumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al-Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah ra, istri Nabi saw. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi saw, tetapi Nabi saw tidak dapat dijumpainya.

Dalam hati Uwais Al-Qarni bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terngiang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman, “engkau harus lekas pulang”.

Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al-Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah ra untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi saw. Setelah itu, Uwais Al-Qarni pun segera berangkat mengayunkan langkahnya dengan perasaan amat haru.

Peperangan telah usai dan Nabi saw pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi saw menanyakan kepada Siti Aisyah ra tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni anak yang taat kepada ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi saw, Siti Aisyah ra dan para sahabat tertegun. Menurut keterangan Siti Aisyah ra, memang benar ada yang mencari Nabi saw dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad saw melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit itu, kepada para sahabatnya., “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih ditengah talapak tangannya.”

Sesudah itu Nabi saw memandang kepada Ali ra dan Umar ra seraya berkata, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Waktu terus berganti, dan Nabi saw kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khatab. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi saw itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar ra dan Ali ra selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu, yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa khalifah Umar ra dan sahabat Nabi, Ali ra, selalu menanyakan dia?

Rombongan kalifah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kalifah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kalifah yang baru datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan Ali ra mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, khalifah Umar ra dan Ali ra segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, khalifah Umar ra dan Ali ra memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang shalat. Setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, Uwais menjawab salam khalifah Umar ra dan Ali ra sambil mendekati kedua sahabat Nabi saw ini dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra dengan segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi saw. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni.

Wajah Uwais Al-Qarni tampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi saw bahwa dia itu adalah penghuni langit. Khalifah Umar ra dan Ali ra menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah.” Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al-Qarni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais Al-Qarni telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali ra memohon agar Uwais membacakan do'a dan istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “saya lah yang harus meminta do'a pada kalian.”

Mendengar perkataan Uwais, khalifah berkata, “Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari anda.” Seperti yang dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al-Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar ra berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Fenomena Ketika Uwais Al-Qarni Wafat

Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, disana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Meninggalnya Uwais Al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al-Qarni adalah seorang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, disitu selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais Al-Qarni? bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamanmu.”

Berita meninggalnya Uwais Al-Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni disebabkan permintaan Uwais Al-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra dan Ali ra, agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi saw, bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni langit.

Subhanallah

Senin, 28 Desember 2015

[VIDEO] SUBHANALLAH! Keajaiban Penciptaan Manusia Di Dalam Kandungan!

Subhanallah! Video berikut adalah proses penciptaan manusia di dalam kandungan seorang ibu. Proses dimulai dengan terbentuknya bakal janin yaitu pertemuan sperma dari ayah dan ovum dari ibu. Lihat videonya untuk menyaksikan Keajaian Penciptaan Manusia. 

Maha Suci Allah yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk.







Minggu, 27 Desember 2015

Misteri Bahtera Nabi Nuh

Cerita mengenai Perahu Nabi Nuh adalah sebuah cerita yang sangat fenomenal dan sangat melegenda. Allah SWT memberikan mukjizat kepada Nabi Nuh untuk dapat membuat perahu berukuran besar dalam waktu satu hari untuk menyelamatkan manusia dari sebuah bencana banjir bandang yang akan menimpa umat nabi nuh pada saat itu.

Misteri mengenai Perahu Nabi Nuh menjadi sebuah daya tarik para peneliti di seluruh dunia untuk dapat menyelidiki hal tersebut. Baru-baru ini diketahui di daerah Turki Timur, tepatnya di Gunung Agri atau Gunung Ararat yang selalu selimuti salju telah ditemukan sebuah bangkai Perahu/Kapal berusia lebih dari 1500 tahun dan diduga adalah perahu dari Nabi Nuh. Tak khayal penemuan ini menjadi penemuan terbesar dan berharga yang tercatat dalam sejarah dunia.

Hal ini tentunya menarik perhatian para peneliti untuk dapat mengetahui secara mendalam keterkaitan bangkai perahu yang ditemukan dengan peristiwa masa lalu nabi nuh yang melegenda. Tidak hanya para peneliti, namun akhir-akhir ini pihak penyelidik US seperti CIA/KGB tidak mau melewatkan kesempatan untuk dapat meneliti bangkai perahu diatas puncak gunung tersebut. CIA telah melakukan penelitian dengan merekam dan mengambil gambar menggunakan satelit dan pesawat ‘Stealth’ diatas puncak gunung Agrarat tersebut.

Kamis, 24 Desember 2015

Rasulullah Muhammad SAW : Negarawan Teragung Sepanjang Masa


12 Rabiul Awal merupakan tanggal yang penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Pada tanggal itulah, manusia termulia dan teragung sepanjang masa terlahir ke muka bumi. Manusia terhebat itu bernama Muhammad SAW Rasulullah (Utusan Allah) yang membawa ajaran Islam.

Menurut John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford, Nabi Muhammad SAW adalah seorang Nabi dan Rasul Allah yang telah membangkitkan salah satu peradaban besar di dunia. Tak heran jika Michael H Hart, dalam bukunya The 100, menetapkan Muhammad SAW sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia.

"Ia satu-satunya orang yang berhasil meraih kesuksesan luar biasa, baik dalam hal agama maupun duniawi," ujar Hart. Muhammad SAW tak hanya dikenal sebagai pemimpin umat Islam, beliau juga dikenal sebagai seorang negarawan teragung, hakim teradil, pedagang terjujur, pemimpin militer terhebat dan pejuang kemanusiaan tergigih.

Rasulullah SAW terbukti telah mampu memimpin sebuah bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa yang maju yang bahkan sanggup mengalahkan bangsa-bangsa lain di dunia pada masa itu. Afzalur Rahman dalam Ensiklopedi Muhammad Sebagai Negarawan, mengungkapkan, dalam tempo kurang lebih satu dekade, Muhammad SAW berhasil meraih berbagai prestasi yang tak mampu disamai pemimpin negara mana pun.

Sebagai seorang penguasa, Muhammad SAW telah memberi sumbangan luar biasa terhadap bangunan filsafat politik dan praktik pemerintahan. Kontribusinya ini menjadi saksi hidup yang membuktikan kebesarannya sebagai negarawan yang jenius dengan kecakapan yang luar biasa.

Kualitas kepemimpinan Muhammad terlihat sejak belia, sebelum menjadi nabi. Sikap dan perilakunya yang jujur dan adil dalam berinteraksi membuat penduduk Makkah menghormatinya. Masyarakat Makkah pun menyebutnya sebagai Al-Amin (orang yang terpercaya) dan Shadiq (orang yang benar).

Di usia belia, Muhammad SAW mampu menyelesaikan perselisihan di antara suku-suku Quraisy terkait dengan masalah pengembalian Hajar Aswad ke tempatnya semula. Di tengah perdebatan yang alot, Muhammad SAW mengambil keputusan yang sangat cerdik untuk menyelesaikan situasi pelik itu.

Beliau menghamparkan jubah di atas tanah dan meminta agar Hajar Aswad diletakkan di tengah-tengah hamparan jubah itu. Beliau kemudian meminta masing-masing suku memegang ujung jubah itu dan bersama-sama mengangkat Hajar Aswad dan meletakkannya kembali ke tempat semula. Persengketaan pun diselesaikan secara damai.

Kepemimpinan Nabi Muhammad sebagai seorang kepala negara dimulai ketika kaum Muslim hijrah dari Makkah ke Madinah. Di kota suci kedua bagi umat Islam itulah, komunitas kecil kaum Muslim di bawah kepemimpinan Muhammad SAW berhimpun.

Pada masa-masa awal kehidupan di Madinah, Rasulullah SAW dihadapkan pada situasi sulit. Kaum muhajirin hidup miskin, tidak berdaya, dan tidak mempunyai berbagai sarana kehidupan. Sementara itu, kaum Quraisy Makkah mengancam untuk menyerang Madinah, menghancurkan komunitas Muslim yang masih kecil.

Kaum Yahudi Madinah juga bersekongkol dengan orang-orang musyrik Makkah untuk memusuhi kaum Muslim. Tak hanya itu, sejumlah suku Arab di sekitar Madinah juga menunjukkan sikap permusuhan terhadap keyakinan baru ini, dan pada saat yang bersamaan mulai berkembang kelompok munafik di antara kaum Muslim Madinah sendiri.

Siapa pun, yang kuat dan kaya sekalipun, pasti kewalahan menghadapi tekanan dan beban ini. Namun, Muhammad dapat menyelesaikan situasi sulit dan tak terduga ini dengan efektif dan berhasil. Ini membuktikan kenegarawanan dan kecakapannya dalam bidang politik.

Menghadapi kenyataan yang sangat sulit itu, Muhammad SAW mengambil serangkaian langkah untuk mengukuhkan Negara Islam yang baru didirikan itu secara sosial, politik dan ekonomi. Ia mampu menegakkan otoritas politik dan memelihara hukum serta ketertiban di seluruh wilayah suku-suku di dalam dan di sekitar Madinah.

Lalu, Muhammad membuat berbagai perjanjian dengan kepala-kepala suku Arab dan suku-suku Yahudi di sekitar Madinah. Melalui serangkaian langkah itulah Nabi Muhammad mampu membawa Negara Islam Madinah sebagai sebuah negara yang aktif memainkan berbagai peran politik di seluruh penjuru wilayah.

Marshal G Hodgson dalam tulisannya yang bertajuk The Venture of Islam, mengungkapkan, "Masyarakat Muhammad terdiri dari kaum Muslim dan non-Muslim dalam berbagai ragam derajat keanggotaan."

Sejak saat itu, tulis Hodgson, komunitas itu tak lagi sekadar sebuah suku baru yang terdiri dari orang-orang beriman atau bahkan sekedar perkumpulan revolusioner lokal. ‘’Masyarakatnya terdiri dari berbagai unsur heterogen yang diorganisasi secara lebih baik dibandingkan sistem organisasi masyarakat Makkah, baik secara religius maupun politik,’’ papar Hodgson.

Struktur politik yang dibangun Muhammad, papar Hodgson, merupakan bangunan yang kini dikenal dengan sebutan negara, seperti negara-negara lain yang ada di sekeliling Jazirah Arab, lengkap dengan otoritas tata pemerintahan yang berdasarkan aturan hukum.

Untuk menjalankan roda pemerintahannya, ungkap Hodgson, Muhammad mengirim sejumlah utusan yang bertugas mengajarkan Alquran dan prinsip-prinsip Islam, mengumpulkan zakat, dan menengahi berbagai perselisihan demi menjaga perdamaian dan mencegah permusuhan.

Sehingga, kaum Muslim Madinah melahirkan dan menciptakan suatu jalan hidup yang adil dan bernilai ketuhanan di seluruh wilayah Hijaz, bahkan juga pada wilayah-wilayah di luarnya.


Minggu, 20 Desember 2015

SUBHANALLAH! Buah ini disebutkan Allah dalam Alquran, Anda pasti BELUM TAHU Manfaatnya!


Pernahkah Anda mendengar buat Tin? Buah tanpa biji ini sangat familiar bagi umat Muslim karena namanya termaktub dalam Al-Quran dan disebutkan dalam hadist Rasulullah Muhammad SAW.

Buah Tin ini disebutkan dalam Al Quran surat At-Tin.
" Demi buah tin dan buah zaitun, demi gunung thursina," (at-Tin: 1-2)
Buah ini juga disebutkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Darda. Ia meriwayatkan sabda Nabi bahwa:"Sekiranya kukatakan ada buah-buahan yang turun dari surga maka itulah buah tin. Karena, buah-buahan surga itu tanpa biji. Makanlah ia, karena ia dapat menghentikan wasir dan bermanfaat menyembuhkan encok" (Dituturkan oleh Ibnu Qayyim dalam Zaadul Ma'aad )"

Jika buah ini disebutkan dalam dua sumber hukum utama umat Muslim, maka diyakini kebenarannya bahwa buah ini memiliki banyak keutamaan dan manfaat. Sumber asal dan manfaat yang besar menjadikan buah ini juga disebut sebagai buah dari syurga.

Dikutip dari California Fig-s Advisory, Nutritional, buah tin memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan lengkap, baik itu nutrisi dalam bentuk vitamin ataupun mineral. Kandungan-kandungan inilah yang menjadi alasan para ahli memposisikan buah tin sebagai buah super nutrition.

Berikut kandungan buat Tin.
- Energi 250 kcal 1040 kJ
- Karbohidrat 63.87 g
- Gula 47.92 g
- Dietary fiber (serat) 9.8 g
- Lemak 0.93 g
- Protein 3.30 g
- Thiamine (Vit. B1) 0.085 mg 7%
- Niacin (Vit. B3) 0.619 mg 4%
- Riboflavin (Vit. B2) 0.082 mg 5%
- Pantothenic acid (B5) 0.434 mg 9%
- Vitamin B6 0.106 mg 8%
- Magnesium 68 mg 18%
- Folat (Vit. B9) 9 µg 2%
- Vitamin C 1.2 mg 2%
- Zinc 0.55 mg 6%
- Kalsium 162 mg 16%
- Iron 2.03 mg 16%
- Fosfor 67 mg 10%
- Potassium 680 mg 14%

Buah ini sudah banyak di Indonesia. Namun, masih sangat jarang masyarakat mengonsumsinya. Bisa jadi karena harganya masih tergolong mahal. Buah ini juga kerap menjadi oleh-oleh bagi mereka yang melaksanakan ibadah Haji atau Umrah.

Dikutip dari laman manfaat.co.id, buah tin sangat bermanfaat bagi kesehatan. 

Berikut ini adalah 18 Manfaat yang terkandung dalam Buah Tin yang perlu Anda ketahui:

1. Anti bakteri, virus, dan jamur. Buah tin mampu membunuh bakteri pengganggu kesehatan. Kandungan buahnya dapat membunuh mikroorganisme yang bisa menyebabkan virus dan jamur.

2. Diet. Buah ini cocok untuk orang-orang yang sedang melakukan program penurunan berat badan. Menambahkan manfaat apel dan buah tin, dapat menjadi cemilan enak saat diet.

Selanjutnya...

[1] [2]

Rabu, 16 Desember 2015

LIHAT Apa Yang Dilakukan KAKEK BUTA ini, Anda Pasti Tercengang!

SAUDI-(Maktabah Akhiy Zulfan Afdhilla) Seorang pria tua yang mengalami kebutaan, bersikeras berjalan kaki dari rumahnya menuju Masjid lima kali sehari meskipun ia telah kehilangan penglihatannya bertahun-tahun yang lalu.

Pemandunya hanya tali, yang ia ikatkan ke tiang listrik di samping pintu masuk Masjid.

Pria ini telah diberitahu warga setempat untuk melaksanakan sholat di rumah, tetapi ia bersikeras untuk pergi ke Masjid setiap harinya, menggunakan tali untuk menemukan jalan.

Sebuah video di YouTube menunjukkan seorang pria, mengenakan jubah khas Saudi dan tutup kepala, berjalan perlahan-lahan tetapi dengan langkah percaya diri sampai ia mencapai pintu Masjid di mana jama'ah lain akan menuntunnya ke dalam Masjid.


Allah telah mengambil penglihatan pria tua tersebut tapi tidak dengan keimanannya,ujar seorang warga setempat seperti dilansir harian Al-Saudeh. Subhanallah.
(haninmazaya/arrahmah.com)

Sumber : http://www.zulfanafdhilla.com/2013/01/kakek-ini-tetap-shalat-berjamaah-walau.html

Senin, 14 Desember 2015

SUBHANALLAH! Terungkap FOTO BUKTI Nabi Musa AS Benar-Benar Membelah Lautan!



Masih ingat dengan kisah mukjizat Nabi Musa yang membelah laut merah dengan tongkatnya? Jika teman-teman menganggap kisah tersebut hanya merupakan dongeng belaka, sekarang mari kita simak uraian dibawah ini.

Seorang Arkeolog bernama Ron Wyatt pada ahir tahun 1988 silam mengklaim bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno didasar laut merah. Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Pharaoh yang tenggelam dilautan tsb saat digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.

Menurut pengakuannya, selain menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur berkuda, Wyatt bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda ditempat yang sama.

Temuan ini tentunya semakin memperkuat dugaan bahwa sisa tulang belulang itu merupakan bagian dari kerangka para bala tentara Pharaoh yang tenggelam di laut Merah.

Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang berhasil ditemukan,memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam, dimana menurut sejarah,kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang sama.

Selain itu, ada suatu benda menarik yang juga berhasil ditemukan, yaitu poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang, sehingga untuk saat ini bentuk aslinya sangat sulit untuk dilihat secara jelas. Mungkin Allah sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi2-Nya merupakan suatu hal yang nyata dan bukan merupakan cerita karangan belaka. Diantara beberapa bangkai kereta tadi, ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang terbuat dari emas. Sepertinya, inilahsisa dari roda kereta kuda yang ditunggangi oleh Pharaoh sang raja.

Sekarang mari kita perhatikan gambar di bawah, Pada bagian peta yang dilingkari (lingkaran merah), menurut para ahli...

Selanjutnya...

[1] [2]

Sabtu, 12 Desember 2015

Wajib Baca! 7 Cara Hilangkan Malas Mengerjakan Sholat


Sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Islam untuk melaksanakan salat.

Dengan salat maka kita dapat membedakan agama Islam dengan agama yang lainnya. Karena hanya Islam-lah yang menganjurkan umatnya untuk melaksanakan salat.

Tapi, beberapa fakta mengungkapkan bahwa tidak setiap umat Islam melaksanakan salah satu kewajibannya ini.

Masih saja ada rasa malas pada dirinya untuk melaksanakan salat.
Padahal, Allah SWT telah memperingatkan kita tentang pedihnya siksa orang yang meninggalkan salat maupun yang lalai dalam menjalankannya.

Bagi Anda yang kini termasuk orang tersebut, yakni orang yang malas dalam melaksanakan salat, segeralah ubah diri Anda untuk melakukan hal yang dianjurkan oleh Allah SWT itu.
Bila cukup sulit untuk merubah rasa malas itu, coba deh Anda lakukan 7 tips berikut.

1. Menghadirkan dalam hati untuk apa kita ada di dunia. Kita hidup di dunia yakni untuk beribadah kepada Allah Rabb semesta alam. Diantara ibadah yang diperintahkan kepada kita adalah salat. Maka mengerjakan salat adalah kewajiban kita sebagai hamba Allah yang wajib ditunaikan dengan sebaik-
baiknya.

2. Berpikirlah dalam hati bahwa ibadah salat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan dan termasuk amal perbuatan manusia yang pertama kali dihisab (diperhitungkan) pada hari kiamat. Maka kita akan melaksanakan salat sebaik-sebaik shalat agar kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung.

3. Segala perbuatan tergantung pada niatnya. Niatkan pada diri kita untuk selalu salat tepat di awal waktu. Bersungguh-sungguhlah melawan rasa malas itu. Jangan sampai rasa malas menguasai diri kita.

4. Biasakanlah untuk salat lima waktu berjama’ah di masjid (bagi pria), walau pada awalnya terasa berat tapi kalau sudah dibiasakan akan terasa ringan bahkan kita akan merasa rugi bila meninggalkannya.

Selanjutnya...

[1] [2]

Jumat, 11 Desember 2015

Subhanallah, MENGEJUTKAN! Silaturahmi Sembuhkan Penyakit Aneh Seorang Dokter Spesialis


Ini pengalaman spritual seorang dokter spesialis di kawasan Jakarta Selatan yang diceritakan kembali oleh Ustad Tadjudin Noor di hadapan jamaah Salat Magrib Masjid Al Jihad Banjarmasin.
Menurut ulama di Banjarmasin, Allah menguji sang dokter spesialis penyakit dalam ini dengan ilmu kedokteran yang dimilikinya. Dia menderita penyakit aneh yaitu setiap hendak kencing –maaf—ujung penisnya sakit bukan kepalang.
Segala ilmu yang dimiliki sudah digunakan plus advokasi dari rekan sesama dokter spesialis penyakit dalam. Hasilnya nihil.
“Jangankan sembuh untuk mengetahui penyakitnya saja tidak bisa, mereka kemudian memutuskan berobat ke luar negeri” ujar ulama ini.
Menjelang keberangkatan, seorang kerabat seprofesinya yang kebetulan juga seorang ustad menyarakan sebelum berangkat sebaiknya mengadakan silaturahmi dengan handai tolan dan tetangga.
Setelah melalui perdebatan, karena sang dokter spesialis menganggap itu urusan ecek-ecek, akhirnya disetujui juga. Tetangga diundang, sanak saudara, kolega dan handai tolan plus disajikan hidangan berkualitas.
“Dalam silaturahmi si dokter yang juga ustad tadi berperan sebagai pemberi tausiah. Dia menjelaskan tentang keutamaan silaturahmi yang tulus sambil menghidangkan makanan dan terhitung sebagai sedekah. Dan, memberi kesempatan kepada si sakit untuk minta doa restu untuk keberangkatannya berobat ke luar negeri,” ujar Ustad Tadjudin lagi.
Usai acara, keajaiban terjadi, ketika si dokter yang sakit hendak buang air kecil dia mendapatkan keanehan: tidak ada lagi rasa sakit.
“Silaturahmi yang ikhlas, sedekah yang tulus dijanjikan Allah mampu menjadi obat bagi segala penyakit,” ujar Ustad Tadjudin.

Sumber : http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/12/07/subhanallah-keutamaan-silaturahim-sembuhkan-penyakit-aneh-seorang-dokter-spesialis

TERUNGKAP Alasan Mengapa Orang Beriman Jauh Dari Stress!

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu. Sahabatku, mengapa orang beriman jauh dari stress, frustasi apalagi sampai nekat bunuh diri (kecuali orang kafir QS Ali Imron 185)? Karena hamba yang beriman yaqin segala peristiwa ALLAH putuskan dg RAHMAT, ILMU dan KEBIJAKKANNYA, berarti segala peristiwa ada rahmat dan hikmahNYA,

"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhulmahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri" (QS Al Hadid 22-23).

Sahabatku, sakit itu ampunan dosa, musibah itu rahmatNya, kematian itu ridhoNYA, masalah demi masalah "tarbiyatur rabbani" pengajaranNYA... pantaslah Rasulullah menyebut hamba beriman itu "SAKKAANUN" manusia TERTENANG dari goncangan dunia sebentar ini, SubhanAllah.
Allahumma ya Allah hamba bukan menolak takdir ujianMu, takdir Mu adalah takdirMu, tetapi mohon beri hamba "al lutfu" kekuatan, kesabaran, keikhlasan, ketawakkalan, baik sangka dan kecerdasan menangkap bahasa hikmah dibalik semua takdirMu...aamiin.

Sahabatku, abang sengaja menulis ini dipenghujung malam ini saat WAJAH hati terbuka untuk menerima NUR HIDAYAHNYA, insyaAllah kita akan LEBIH ARIF menyikapi segala pernik keseharian hidup dunia yang sangat sebentar ini. Jazaakumullah semua doa dan perhatian sahabat sholehku, maafkan sekiranya mengganggu keni'matan sholat malam sahabatku.

Semoga hari hari kita lalui senantiasa dalam keni'matan ibadah dan keindahan taat aamiin.
InsyaAllah hari ini khutbah jum'at di mesjid Az Zikra Sentul, besok sabtu ashar berjamaah di mesjid An Nur perubahan Permata Timur Kalimalang Curug JakTim, dan ahad 07 00 kembali Tawshiyah Zikir Akbar di mesjid Az Zikra Sentul Bogor.

Sumber : Fanspage K.H. Muhammad Arifin Ilham

Kamis, 10 Desember 2015

10 Sunnah Nabi Saw Untuk Menghidupkan Kebiasaan Produktif Seorang Muslim - Versi Gambar












Sumber : https://www.facebook.com/bangtaqwa1/posts/10201229356492654

10 Sunnah Nabi Saw Untuk Menghidupkan Kebiasaan Produktif Seorang Muslim

1. Tahajjud, karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya. Insya Alloh doa mudah termakbul dan kita semakin dekat dengan Alloh.
2.Membaca Al-Qur’an setiap hari. Sesibuk apapun kita, bacalah walau beberapa ayat.
3. Dzikir setelah sholat. Ini yang dicontohkan Nabi. Subhanallah Walhamdulillah Walaa ilaa haillallah Allahu Akbar.
4. Menjaga Shalat Sunnah Rawatib. Mau kan dibangunkan rumah di surga? (HR. Muslim no. 728)
5. Dzikir Pagi dan Petang. “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. Al Araf:205)
6.Jangan tinggalkan masjid. Karena surga ganjarannya bagi pemuda yang hatinya terpaut dengan masjid. Al Hadits.
7. Menjaga sholat dhuha, karena salah satu kunci rezeki terletak pada sholat dhuha.
8. Jaga sedekah setiap hari. Alloh menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Alloh selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari. Insya Alloh, Allah membalas dengan berlipat ganda.
9. Menjaga wudhu, karena Alloh menyayangi hamba yang menjaga wudhu.
10. Amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh Alloh.
Itulah 10 sunnah yang membuat muslim produktif. Yuk, sama-sama belajar menjalankannya.

Lihat Versi Gambarnya :

10 Sunnah Nabi Saw Untuk Menghidupkan Kebiasaan Produktif Seorang Muslim - Versi Gambar


Sumber : https://www.facebook.com/bangtaqwa1/posts/10201229356492654

Inilah 9 Ciri-Ciri Istri yang Mengundang Rezeki Bagi Suami

Menikah adalah salah satu sunnah Rasul yang bisa membuat seseorang menjadi lebih baik dan lebih dekat kepada Allah. Dengan menikah seseorang akan mendapatkan kebahagian yang lebih yang diberikan oleh Allah sebagai kenikmatan di dunia.

Meskipun begitu banyak lelaki yang takut menikah, karena takut tidak bisa bertanggung jawab terhadap anak dan istrinya. Banyak yang takut menikah karena takut jika ia tidak sanggup mencukupi kebutuhan istri dan anaknya.

Padahal, sudah jelas bahwa Allah akan memberikan rezeki yang lebih kepada pasangan yang sudah menikah, Allah juga tidak akan membuat umat-Nya menjadi susah setelah menikah, dan perlu kamu tahu juga bahwa ada beberapa istri yang bisa mengundang rezeki suami yang melimpah.

Nah, jika kamu pria yang ingin mendapatkan istri yang dapat mengundang rezeki suami melimpah, sebaiknya kamu harus tahu nih ada beberapa ciri istri yang bisa mengundang rezeki suami melimpah.

Seperti apa yang wajib diketahui oleh calon istri atau yang sudah jadi istri :

1. Wanita yang Taat Pada Allah dan Rasul-Nya
Wanita yang taat pada Allah dan Rasul-Nya adalah wanita yang akan memberikan keberkahan didalam rumah tangga dan juga rezeki yang melimpah untuk suami. Bagi para lelaki yang hendak menikah, sebaiknya pilihlah wanita dari agamanya. Wanita yang baik adalah wanita yang taat pada Allah dan juga Rasul-Nya.

2. Wanita yang Taat Pada Suaminya
Wanita yang sholehah pastilah akan taat pada perintah suaminya selama perintah itu tidak bertentangan dengan agama. Dengan begitu, hati suami akan menjadi tenang dan damai dan mudah menjalankan kewajibannya mencari rezeki.

3. Wanita yang Melayani Suaminya dengan Baik
Istri yang sholehah haruslah melayani suaminya dengan baik, seperti menyiapkan makanan untuk suami, menyiapkan keperluaannya, mengajarkan anak-anaknya hal-hal baik, menjaga hati suami, dan bisa menenangkan hati suami saat merasa gundah. Istri seperti ini adalah istri idaman dan istri kesayangan para suami.

4. Wanita yang Berhias Hanya untuk Suaminya
Sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita sholehah. Wanita memang senang berhias diri, tapi wanita sholehah hanya akan berhias untuk suaminya. Wanita sholehah akan selalu menampakan perhiasannya dan kecantikannya didepan suaminya saja. Wanita yang seperti ini akan mengundang rezeki melimpah untuk suaminya.